Rabu, 15 Desember 2021

Kaos Kaki Bolong

                       (Gambar: kisah inspiratif)
Pentigraf
Karya Ye-eS

Paimin memandangi kaos kaki bolongnya yang teronggok di ember cucian. Sayang kalau dibuang, pikirnya. Sayang juga klo harus keluar uang buat beli yang baru. Gak seberapa sih. Tapi bagi anak kuliahan yang hidup merantau, tentu sangat berharga. Apalagi dompet sedang menipis dan uang kiriman sudah mau habis. Toh masih bisa dipakai dan tidak mungkin kelihatan bolongnya. 

Walau selapuk apapun, Paimin takkan membuang kaos kaki itu. Dengan memandangnya saja, sudah bisa menjadi pengobat rindu pada pemberinya. Aytun, seorang gadis mahasiswa seni yang kini rajin ia kencani. Weekend nanti juga sudah ada janji. Walau Paimin masih bingung, mau kemana malming nanti. Mau diajak ke kafe, khawatir isi dompet gak nyampe. Maklum si doi suka banyak maunya.

Sabtu pagi Paimin tak sengaja ketemu Aytun di acara kampus. Di tengah acara, ada selingan doorprize bagi pengunjung yang beruntung. Pengunjung dipanggil secara acak dengan syarat tertentu yang kadang aneh-aneh. Mulanya Paimin tak tertarik. Tapi saat pemandu acara memanggil pengunjung yang memakai kaos kaki bolong, ia langsung berdiri untuk menuju ke panggung. Aytun menarik lengan Paimin. "Ngapain, Mas, malu ah!" Paimin hanya tersenyum tak menghiraukan. Tepuk tangan meriah hadirin menggema saat Paimin membuka sepatu dan menunjukkan kaos kaki bolongnya.  Paimin melenggang dengan hadiah dua tiket gratis ke Malibu. Kencannya malam Minggu nanti akan berkelas. Aytun menatapnya sumringah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...