Senin, 22 Maret 2021

Mata kabur

      Dampak vaksinasi covid 19 memang bikin heboh. Beberapa orang mengeluhkan banyak hal yang terjadi dan dirasakan setelah pemberian vaksin. Mulai dari keluhan rasa mual, mengantuk, nafsu makan bertambah, badan lemas, gatal-gatal hingga pusing-pusing.
      Lain halnya dengan Paimin. Sepulang dari puskesmas tempat ia divaksin, Paimin merasakan sesuatu yang tak biasa. Bukan pusing, mual atau mengantuk. Dampak yang dialami rupanya hinggap di mata. Tatapan dan pandangannya kabur. Atas saran Aytun, Paimin kembali ke puskesmas untuk berkonsultasi.
      Dokter yang menanggapi keluhannya sempat kebingungan. Baru kali ini ada keluhan yang seperti itu. Dokter mengecek mata Paimin dengan senter. Lalu disuruh menatap huruf dan membaca tulisan. Respon Paimin tak berubah. Tetap kabur. Setelah berbagai cara, dokter bertanya apakah Paimin biasa memakai kacamata. Paimin baru ingat kacamatanya tertinggal di toilet Puskesmas. Ketika dipakai, pandangannya kembali normal. Diam-diam, ia langsung pulang tanpa pamit ke dokter. Malu, katanya.

Minggu, 14 Maret 2021

Vario

       Musim penghujan menyisakan pilu warga blok Pace. Jembatan kayu satu-satunya penghubung blok itu dengan wilayah  desa lainnya, hanyut tergerus air bah. Warga yang hendak pergi keluar atau pulang ke rumah jadi tertahan di kedua sisi sungai. Sementara air luapan sungai sudah menggenangi rumah warga. Mereka nampak bingung. Tapi tak ada yang bisa diperbuat selagi air sungai masih banjir.
            Dalam situasi sulit dan genting, muncullah sosok pahlawan. Pa Rio, demikian orang kampung memanggilnya. Tubuhnya tinggi kekar. Ia dikenal pemberani. 

Sabtu, 13 Maret 2021

Bebek Bertelur Uang


      Sejak dibangunnya Embung, kegiatan pertanian banyak kemajuan. Gagal panen karena kekeringan tak lagi terjadi. Komoditas palawija semakin bervariasi. Juga sektor perikanan dan lainnya. Kreativitas dan inovasi warga pun bermunculan. Ada yang usul untuk dijadikan obyek wisata, sehingga dapat membuka peluang usaha, menggali potensi sosial, ekonomi, dan budaya. Ujungnya akan dapat meningkatkan devisa desa.
      Dalam suatu rembug desa dibahas mekanisme pembentukan wisata Embung desa. 

Jumat, 12 Maret 2021

vaksin

      Menyerah juga, akhirnya. Setelah upaya pencarian yang melelahkan. Dan juga pelarian Paimin yang menyengsarakan dirinya sendiri. Kesedihan Aytun berserakan dalam keping-keping waktu yang terlewat. Belum lagi kekhawatiran para tetangga menghilangnya Paimin. Semua karena hal sepele. Takut disuntik. 
      Berita vaksinasi covid-19 sudah merebak. Paimin yang takut disuntik, kabur dari rumah. Setelah satu minggu, ia pulang dalam keadaan mengenaskan. Pakaiannya compang camping. Tubuhnya dekil karena tak mandi. Sungguh sudah seperti gelandangan. Paimin mengira vaksinasi sudah selesai. Setelah dirayu dan diiming-imingi hadiah sejumlah uang, Paimin akhirnya menyerah. Ia mau divaksin. Selain karena hadiah, ada permintaan lain.  Petugas vaksinasi yang akan nyuntik Paimin, harus suster atau dokter perempuan. Approved.
       Vaksinasi dilakukan di posyandu terdekat. Dua petugas kesehatan sudah bersiap. Seorang suster dan seorang bidan. Paimin duduk gemetar. Tangannya berpegangan pada seorang suster. Tangan satunya dalam kendali petugas yang akan eksekusi. Paimin berusaha menenangkan diri dengan membayangkan hadiah. Pandangannya menetap pada wajah suster muda disampingnya. Ketika jarum suntik menembus kulitnya, reflek Paimin membenamkan wajahnya tepat ke dada suster. Rasa sakit mendadak lenyap. Vaksin sinovac yang menjalari pembuluh darahnya bercampur dengan romantisme sensasional. Menyaksikan adegan itu, sontak Aytun angkat kaki. 
       

Kamis, 11 Maret 2021

Segitiga Sama Kaki


      Hampir setahun pandemi covid-19 mengurung anak sekolah di rumah. Sekolah ditutup. Anak-anak belajar di rumah dengan cara PJJ atau pembelajaran jarak jauh. Tugas orangtua bertambah. Selain harus mencari nafkah, juga ada tugas baru untuk mendampingi anak-anak belajar. Nyatanya tak cukup hanya menjadi pendamping. Bila anak menemui kesulitan, maka orangtua menjadi sandaran untuk bertanya.
      Siang itu Paimin sedang asyik dengan keponakannya yang duduk di kelas V SD. Peter, si ponakan, kebetulan sedang banyak tugas dari gurunya. Mumpung ada Paimin, Peter minta bantuan Paimin mengerjakan soal yang sulit. Paimin geleng-geleng kepala mendapati soal yang menurutnya aneh. Tapi, ia tetap berusaha untuk menyenangkan ponakannya.
      Aytun yang baru datang terheran-heran melihat Paimin yang sedang menulis di buku menggunakan kakinya. Sebuah pensil terselip di antara jemari kakinya. Paimin mengeluh ketika Aytun bertanya apa yang sedang ia lakukan. "Gurunya Peter ngaco, masa nyuruh menggambar segitiga sama kaki, ya begini jadinya," Paimin memperlihatkan hasil gambarnya pada Aytun. Istri kesayangannya itu tersenyum sambil menjelaskan tentang jenis-jenis segitiga. 

Senin, 08 Maret 2021

Ultah yang Manis

      Memanjakan orang lain, itu sesuatu banget. Apalagi untuk orang terkasih. Dan, pada moment istimewanya. Di hari ulang tahun Aytun, Paimin ingin memberi kejutan. Ia berencana mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga yang biasa dikerjakan oleh seorang ibu. Mulai dari membersihkan rumah, mencuci, belanja hingga memasak untuk sajian seluruh keluarga. Rencana ini hanya dirinya yang tahu. Sengaja. Kan, membuat kejutan. Kalau sudah diketahui orang lain, namanya bukan kejutan.
      Setelah alarm yang disetting di hpnya berbunyi, Paimin langsung bangun. Dini hari sekali. Ia perlahan meninggalkan tempat tidur. Ia berjalan mengendap-endap seperti maling. Padahal itu di rumahnya sendiri. Ia lakukan semua pekerjaan tanpa bersuara. Begitu perlahan dan hati-hati. Walaupun kantuk masih bergelayut, Paimin harus berburu dengan waktu. Jangan sampai ketika Aytun bangun, pekerjaan belum selesai. Usai menyajikan menu sarapan di meja makan, Paimin melirik jam dinding. Jarum panjang hampir menunjuk angka dimana sebentar lagi Aytun biasanya bangun. Tiba-tiba terdengar suara memanggil-manggil. Sambil berdiri di depan meja makan, Paimin menyahut dengan jawaban yang menjelaskan di mana ia berada. 
     .Aytun terkejut ketika masuk ruang makan. Paimin yang sudah berpakaian rapih menyambut dengan mesra, "Selamat ulang tahun, Sayang?" Aytun masih terbengong-bengong. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tidak seperti biasanya, di atas meja makan telah tersaji menu sarapan yang disukai Aytun. Nasi goreng telur mata sapi. Ia merasa tersanjung pagi itu. Satu sendok nasi goreng sudah mendarat di mulutnya. Namun, tiba-tiba Aytun menghentikan kunyahannya. Ia seperti sedang merasakan sesuatu. Dicobanya juga telor mata sapi. Rasa yang sama. Tanpa banyak bicara, Aytun lari ke dapur. Tak lama ia kembali membawa sebuah bungkusan. Dengan raut kesal ia perlihatkan pada Paimin. Paimin baru sadar ketika membaca tulisan di kemasan itu. 
"Pemanis rasa," bibirnya bergumam sembari mengucek kedua matanya. Lagi-lagi keteledorannya merusak suasana. 

Senin, 01 Maret 2021

Keresek

     
      Aytun diterima kerja di pabrik jeans. Hal ini ia lakukan demi mempertahankan majic com barunya agar tetap menyala. Sejak suaminya sakit dan dipehaka, ia putar otak. Mendengar ada lowongan, ia mencoba mengadu nasib. Hari ini genap satu minggu ia menggeluti aktivitas barunya.
      Ia bangun lebih pagi. Pekerjaan rumah ia selesaikan sebelum berangkat bekerja. Memasak untuk suami, mencuci dan pekerjaan rumah tangga lainnya menjadi sarapan paginya. Tak lupa ia membawa bekal dalam kresek  hitam untuk makan siang. Seonggok sampah rumah tangga juga ia masukkan dalam kresek lain. Sekalian dibuang di TPS sambil berangkat, pikirnya.
      Setelah setengah hari bergelut dengan pekerjaannya, tibalah saat istirahat. Sementara yang lain berburu makanan di kantin-kantin, Aytun mencari tempat untuk menikmati ransumnya. Diraihnya keresek hitam lalu membukanya. Namun, rasa laparnya harus terobati dengan kekecewaan. Ia salah membuang keresek hitam. Dipandanginya keresek hitam berisi sampah dapur. Perasaannya campur aduk tak karuan.
      

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...