Kamis, 31 Desember 2020

Akhir Pesta Malam Tahun Baru

       

 
       Rintik gerimis menghiasi hari terakhir di bulan Desember. Waktu seakan tak rela meninggalkan kenangan di 2020. Atau bersedih karena malam tahun baru masih dalam kungkungan pandemi. Pemerintah telah mengeluarkan edaran  terkait larangan perayaan malam pergantian tahun yang menimbulkan kerumunan massa. Malam tahun baru cukup di rumah saja. Imbasnya, di sosmed ramai postingan bahan kuliner untuk menu pelengkap saat detik-detik pergantian tahun. Tradisi pasangan Paimin Aytun keluar rumah seperti tahun-tahun lalu, otomatis menjadi gatot, alias gagal total.
       Paimin dan Aytun sepakat untuk merayakannya di rumah. Tak kalah dengan kehebohan di medsos, dua ekor ikan gurame seberat dua kilogram, telah disiapkan Aytun. Bumbu dan sarana bakar lainnya pun sudah tersedia. Mereka berbagi tugas. Tepat pukul 11.00 wib, Paimin mulai uprak-uprek di teras belakang. Ia bertugas membuat perapian dan membakar ikan hingga matang. Sementara Aytun sibuk membuat sambal kecap, menyiapkan lalapan dan lainnya. Tepat pukul 11.50 menu ikan gurame bakar telah siap. Aromanya menebar ke penjuru kampung. Menggoda siapa saja yang menciumnya. 
       Rencananya, acara santapan dilakukan setelah detik pergantian tahun selesai. Paimin dan Aytun masih punya waktu untuk menyaksikan pesta kembang api dari teras depan rumahnya. Dua batang kembang api sudah tergenggam erat di tangan masing-masing. Seperti tahun-tahun yang lalu, mereka bersama-sama menghitung mundur detikan waktu. Tepat pukul 00.00 langit di atas kampungnya mendadak terang benderang. Cahaya kembang api yang dilepas dari berbagai sudut kampung menghiasi angkasa. Suara desingan dan dentumannya seakan menjadi musik pengiring datangnya awal tahun. Paimin dan Aytun tak mau ketinggalan. Kembang api segera disulut dan melesat ke angkasa. Cahayanya turut melukis keindahan langit kampung malam itu. Mereka saling mengucapkan selamat tahun baru. Tak lupa mengusung doa dan harapan terbaik di tahun baru yang akan dilaluinya bersama. Tibalah moment santap malam. Mereka segera menuju ruang makan. Namun, rupanya ada pesta lain di dalam sana. Si Belang dan si Molly, kucing kesayangannya, sedang asyik melahap gurame bakar di kolong meja. Paimin dan Aytun terbelalak kaget. Gurame bakarnya nampak tercabik-cabik berantakan. Apa hendak dikata. Berbagai rasa berbaur di hatinya. Teriring beberapa tegukan rasa kecewa yang masuk melewati kerongkongannya tanpa makna. 



Kota Wali, 01 Januari 2021

Rabu, 30 Desember 2020

The Queen of The Night

   
      Gerimis masih setia menghiasi senja di Rabu akhir bulan Desember. Lantunan lagu Desember Kelabu baru saja berlalu. Sebuah tanya terbersit di benakku. Kenapa Desember identik dengan kelabu? Ah itu kan cuma syair sebuah lagu. Walau dalam kenyataannya, memang kondisi umum sedang kelabu terkait pandemi covid yang belum juga berlalu. 
      Beberapa kawan terpapar virus kasat mata ini. Bahkan ada yang satu keluarga harus menjalani karantina mandiri di rumah selama beberapa waktu. Seperti yang terjadi pada OmJay beberapa waktu yang lalu. Beliau dan istri serta anaknya kini telah dinyatakan sembuh dari covid.
      Dalam dingin malam ini saya keluar rumah. Ada pemandangan indah di teras. Tiga bunga wijaya kusumah yang saya tanam di pot mekar bersamaan. Saya jadi teringat OmJay yang bernama asli Wijaya Kusumah. Walaupun pernah terpapar covid, OmJay selalu ceria dan tetap semangat untuk berbagi. Tak ada kesan kelabu pada diri beliau. Seperti sang bunga Wijaya Kusumah yang mekar malam ini. Dalam dingin tetap menebar keindahan bagi siapa yang melihatnya.
      Desember tak selalu kelabu. Semoga OmJay seperti bunga Wijaya Kusumah, yang selalu mekar memancarkan keindahan.

Kota Wali, 31 Desember 2020
      



Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...