Senin, 30 Januari 2023

Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Resume ke-10

Tema : Kiat Menulis Cerita FIKSI

Narasumber : Sudomo, S.Pt

Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.

Tanggal : 30 Januari 2023


Narasumber KBMN yang satu ini seorang eksak yang suka berimajinasi dalam dunia fantasi. Sudomo, nama yang cukup familiar. Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar yang akrab dipanggil Pak Mazmo ini memaparkan materi bertema ‘Kiat Menulis Cerita Fiksi’  dengan alur MERDEKA. Dimoderatori oleh Ms. Bams (Bambang Purwanto), narasumber dengan style penyampaian materi yang unik mampu memukau peserta.

                Alur pertama Mulai dari diri. Pada alur ini, Mazmo mengajak peserta berbagi pengalaman dalam menulis cerita fiksi. Peserta diminta menuliskan cerita singkat terkait pengalaman memulai menulis cerita fiksi. Bisa pengalaman ketika mengalami kendala atau tantangan yang dihadapi saat menulis cerita fiksi, atau pengalaman telah menerbitkan buku fiksi. Sederet pengalaman peserta yang luar biasa beragam bermunculan dan Pak Mazmo menggaris bawahi terkait adanya niat/komitmen, outline/kerangka karangan, tema, memulai menulis, dll. Makin penasaran, bukan?

                Alur Kedua, Eksplorasi Konsep. Pada alur ini peserta dipersilakan mempelajari materi secara mandiri dalam bentuk cerita pendek pada tautan  https://s.id/MateriSudomo. Nah ini yang menarik. Lain dari yang lain. Adapun garis besar materi dalam cerpen tersebut adalah:

1.       Alasan mengapa harus menulis cerita fiksi.

·      akan memudahkan guru dalam membuat soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) aspek literasi teks fiksi sebagai latihan.

·      sebagai upaya menyembuhkan dan menyembunyikan diri.

·      sebagai jalan mengeksplorasi dan menemukan passion dalam menulis. 

2.       Syarat/tips agar bisa menulis fiksi adalah  

·      komitmen dan niat kuat untuk menulis. Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan. Ini erat kaitannya dengan upaya mempelajari dan menyelesaikan tulisan yang telah dimulai.

·      kemauan dan kemampuan melakukan riset. Meskipun metodenya beda dengan tulisan nonfiksi, tapi dengan kemauan dan kemampuan riset, penulis dapat dengan mudah menulis cerita. Misalnya, terkait setting tempat. Kalau kita riset melalui literatur atau lapangan, kita akan bisa menulis tempat dengan detail

·      membaca karya fiksi orang lain sebagai referensi untuk memperoleh gambaran tentang teknik kepenulisan, gaya bahasa, dan menambah kosa kata.

·      menguasai PUEBI dan KBBI, menjaga konsistensi menulis, dan memahami dasar-dasar menulis fiksi.

·      membuat outline atau kerangka cerita berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Tujuannya adalah agar cerita tidak melebar ke mana-mana.

·      mulai menulis ide yang ada. Mulailah membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca, menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh, menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi, memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas, memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi), dan membuat ending yang baik. Terkait dengan ide, carilah ide yang bisa ditemukan melalui imajinasi dan mengasah kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Untuk genre cerita, pilih yang disukai dan dikuasai. 

3.       Bentuk-bentuk cerita fiksi meliputi cerpen, novelet, novela, dan novel, fiksimini, flash fiction, dan pentigraf. Perbedaan dari semuanya, yaitu tergantung pada jumlah kata. 

4.       Unsur pembangun cerita fiksi yaitu tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, sudut pandang dan premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Premis akan memudahkan dalam mengembangkan cerita. Unsur premis, yaitu karakter, tujuan tokoh, rintangan/tantangan, dan resolusi. Contoh premis misalnya seorang penyihir cilik yang harus berjuang menaklukkan penyihir jahat demi ketenangan dunia (premis cerita film Harry Potter)

Alur Ketiga Ruang Kolaborasi. Pada alur ini diberikan beberapa kalimat, peserta disilakan melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf.

Berikut ini adalah kalimat yang harus dilanjutkan oleh peserta:

Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat. Aku tak kuasa lagi menahan rasa takut. Terasa ada aliran hangat membasahi celanaku. Oh Tuhan, lindungilah hambaMu ini....

Alur Keempat Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini peserta disilakan menuliskan 5 tema yang paling disukai dan dikuasai. Boleh di notes HP atau docs atau di mana saja.

Alur Kelima Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini dilakukan tanya jawab terkait materi terutama menyangkut hal-hal yang ingin diperdalam lagi. Hal-hal penting terkait menulis cerita fiksi yang dirangkum dari sesi tanya jawab :

P1. Adakah latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi?

Latihan khususnya dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun.

P2. Mohon penjelasan tentang bagaimana tips menulis cerita fiksi.

Tips menulis cerita fiksi, yaitu menumbuhkan niat, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.

P3. Mengapa ketika menulis cerpen seringkali saya melenceng dari keinginan awal. Ketika saya ingin menulis cerpen untuk remaja atau dewasa, eh, melenceng ke cerpen anak.

Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur.

P4. Bagaimana cara membuat outline?

Berikut penjelasan terkait outline:

- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi

- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita

- Membuat premis sesuai tema

- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik

- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail

- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

P5.  Saya sudah buat cerita tentang ibu dan almarhum ayahku. Apakah itu juga sudah betul?

Agar menjadi cerita fiksi, cerita tentang ayah dan ibu bisa ditambahi bumbu penyedap, Bu. Jadi kisah nyata menjadi dasar menulis saja. Selanjutnya dikembangkan agar lebih menarik lagi.

P6.  Demonstrasi kontekstual maksudnya bagaimana Bapak?

Pada alur belajar ini, tuliskan 5 tema apa saja yang bisa dijadikan cerita nantinya. Pilihlah tema yang disukai dan kuasai.

P7Bagaimana kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi?

1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan;

2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.

P8Apakah sebuah kisah nyata boleh difiksikan dan bagaimana prosesnya?

Prosesnya sama seperti menulis fiksi pada umumnya. Kisah nyata hanya dijadikan sebagai ide dasar saja. Pengembangan dilakukan dengan menambah bumbu misalnya konflik, tantangan tokoh, dll.

P91. Bagaimana menulis fiksi berangkat dari kisah nyata yang apik?

2.  Bagaimana membuat / menciptakan karakter tokoh cerita. Bagaimana bisa membuat masing-masing tokoh punya karakter yang kuat?

3. Bagaimana menerapkan POV 1 tanpa ego kita muncul disana?

1. Kuncinya tambahkan bumbu berupa konflik, hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dll;

2. Memberikan penjelasan selangkah demi selangkah terkait detail karakter, sifat, watak dengan metode show don't tell. Kemudian gambarkan tokoh melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku

3. Kunci menjaga netralitas penulis POV 1 adalah jangan baper. Tempatkan diri sebagai penulis, bukan tokoh.

P10Di dalam membuat cerita fiksi akan selalu ada dialog bagaimana kiat sukses membuat dialog yang menarik, terkadang suka disisipi dengan tanda baca, agar pembaca bersemangat melanjutkan bacaannya?

Kuncinya adalah buatlah dialog yang 'hidup'. Ciri-ciri dialog yang hidup itu tidak kaku, sesuai setting tempat cerita, dan ada aktivitas tokoh menyertai dialog.

P11. 1). Bolehkah dalam 1 cerita fiksi menggunakan kombinasi jenis alur/plotnya? Misal saat awal cerita menggunakan alur mundur (flashback) lalu menggunakan alur maju?

       2). Apa syarat atau ketentuan Premis? Dan di cerita fiksi ditempatkan di bawah judul?

1. Boleh

2. Syarat premis memenuhi unsur-unsur, yaitu tokoh, tujuan tokoh, tantangan, dan resolusi. Tidak perlu dituliskan di bawah judul. Premis adalah garis besar cerita yang akan tulis.

Keenam Koneksi Antarmateri. Pada alur belajar ini, peserta disilakan menuliskan kesimpulan dari materi belajar.

Ketujuh Aksi Nyata. Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar. Buat resume hasil belajar di blog masing-masing. 

            Semoga resume ini dapat menjadi amunisi penyemangat menulis cerita fiksi.
            Salam Literasi.


Minggu, 29 Januari 2023

Pembalasan Siluman Ular

Tatika

Perasaan bersalah telah membunuh ular berbisa yang mungkin jelmaan penunggu kawasan tempatnya bekerja, Tarmin, security gagah itu dibayangi ketakutan sewaktu-waktu ada aksi pembalasan dari siluman-siluman ular lainnya. Pikirannya mengawang hingga ia dikelilingi ribuan ular yang menyemburkan bisa ke arahnya. Tarmin hanya bisa pasrah sambil meratapi istri dan anak balita yang begitu cepat akan ditinggalkannya karena ia pikir inilah akhir hidupnya. "Pak, bangun, hujan, Pak," tukang kebun membangunkan Tarmin yang tertidur di teras mushola.

Penngimbasan Budaya Positif

       Salah satu aksi nyata calon guru penggerak adalah melakukan pengimbasan materi kepada rekan sejawat. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang multiedia yang diikuti oleh seluruh guru dan juga staf tata usaha.

       Kurikulum merdeka mengindikasikan perubahan dalam dunia pendidikan. Calon Guru Penggerak didapuk sebagai individu yang bisa menggerakkan lingkungan sekitarnya menuju perubahan dalam berbagai segi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan tindak lanjut. 
       
       
       

Pacaran standar ponpes

       Kabar vis whatsapp berupa surat peringatan dari sister pendamping kamar 03 RRC dimana putriku, Denayu mondok sangat mengejutkan. Surat peringatan bahwa putriku melanggar tata tertib di pondok pesantren dengan detail pelanggaran berupa pacaran, sungguh tidak masuk akal. Setahuku, pondok putra dan putri terpisah. Kecuali saat sekolah umum. Aku masih belum percaya kalau putriku yang baru kelas 8 sudah berani pacaran. Sifatnya saja masih kek anak-kan akan.
       Tak lama ada pesan masuk lagi. Kali ini sebuah voice not. Ternyata suara Denayu, putriku. Seperti biasa dengan lancar ia bicara. Dari penjelasannya, ia tidak pacaran bertemu langsung dengan pria dan berbuat yang melanggar aturan. Ia hanya menulis sesuatu yang isinya memuja seorang pria bernama Fardan. Tulisan itu pun ditemukan bukan pada buku putriku, tapi pada buku temannya. Fardan adalah juga santri di pondok yang sama. Dan ternyata bukan hanya putriku yang menulis dan diberi peringatan. Teman akrabnya, Caca, juga melakukan hal yang sama.
      Yang jadi ganjalan dalam benakku, soal tuduhan pacaran. Apakah menulis tentang lawan jenis dikatagorikan sebagai pacaran? Menurutku betapa sempit definisi pacaran di pondok tersebut. Atau memang sebagai tindakan preventif agar para santri tidak berpacaran selama di pondok? Bisa jadi demikian. 
       Aku memang pernah menyarankan agar ia belajar menulis. Menulis dalam artian mengekspresikan perasaan atau ide yang ada dalam pikirannya. Hal ini penting agar ia terbiasa menulis. Bukankah ini baik untuk melatih ketrampilan menulisnya?
      Nanti jika ada kesempatan bertemu, aku ingin menyemangati dan memberi arahan terkait tata tertib pondok.
       

Sabtu, 28 Januari 2023

Sop Kangkung

       Kedengarannya asing, memang. Biasanya kangkung itu ditumis, dioseng atsu dimasak sayur lainnya. Kali ini istri memasaknya dalam model lain.
       Ihwalnya sepele, hari libur masak seadanya bahan di dapur. Apalagi tanggal tua, anggaran belanja sudah tidak ada proposal baru. 
      Di kulkas ada balungan (tulang sapi yang masih ada dagingnya). Maunya dibikin sop. Tapi sayuran yang ada hanya wortel dan sedikit kubis. Tak ada sayuran hijau tampak tak elok. Jadilah kangkung yang kupetik dari kebun menemani balungan dalam judul sop kangkung. Hehe...
       Jam makan siang tiba. Kami berkumpul menyantap sop kangkung sebagai teman nasi. Kecuali aku yang punya kebiasaan makan sayur belakangan. Mantap disantap tanpa pakai sendok. Ada keuntungannya, GSK usah cuci tangan.

Jumat, 27 Januari 2023

Ultah ke-21 SMPN 4 Terisi

     Milad ke 21 SMPN 4 Terisi yang dilaksanakan pada Sabtu, 28 Januari 2023 berlangsung meriah. Panitia yang terdiri dari pengurus OSIS, menggelar acara jalan santai. 
      Event ini melibatkan pemerintah desa, institusi dan masyarakat pelaku usaha di wilayah desa Cikawung dalam hal pengadaan souvenir hadiah. Panitia bergerak mengumpulkan donasi berupa souvenir yang sudah dibungkus rapih, setelah tiga hari sebelumnya mengedarkan surat permohonan. Bentuk, isi dan jumlah souvenir bebas. Terkumpul sebanyak 120 bungkus souvenir yang akan diundi usai jalan santai. Bentuk dan ukuran bungkus souvenir bervariasi. Dari ukuran besar, sedang hingga ukuran kecil.
       Jalan santai diikuti oleh siswa siswi dari SMK Cakrawala, SMPN satap, SD-SD yang ada di Cikawung, TK serta siswa siswi SMPN 4 Terisi di luar panitia. 
       Sekitar 450 peserta sudah berkumpul di lapangan upacara sejak pagi. Tepat jam 8.30 peserta dilepas oleh kepala sekolah setelah acara prosesi pembukaan yang dihadiri bapak kuwu Cikawung beserta peragkat. Rute jalan santai start dari sekolah menuju Alfamart, lalu mengambil rute menuju lapang bola atau pondok pesantren untuk pengumpulan nomor peserta undian. Dari sana dilanjutkan menuju balai desa Cikawung dan kembali ke sekolah. 
       Peserta kembali berkumpul di lapangan untuk menunggu keberuntungan, siapa tahu bernasob baik menang undian. Dipandu oleh anak-anak OSIS, bapak kuwu Cikawung diberi kehormatan untuk mengambil lima lembar undian yang diacsk dalam kardus tertutup. Lima peserta memilih sendiri hadiah yang masih terbungkus yang entah apa isinya. Mereka tampak gembira. Sorak sorai dan tepuk tangan meramaikan acara yang diselenggarakan dengan sangat sederhana.
       Hujan yang tetiba turun tidak mengurangi kemeriahan undian hadiah. Peserta dan guru-guru pendamping mencari tepat bernaung di sekitar sekolah. Ada yang teras, di kantin dan ada juga yang nyelip di tenda panitia. 
      Di sela acara, Kuwu Cikawung yang adalah alumni angkatan ke-4, berinisiatip mengumpulkan alumni yang kebetulan banyak yang hadir dari semua angkatan untuk membentuk paguyuban alumni. Mengambil tempat di ruang kelas IX a, acara silaturahmi alumni berjalan penuh keakraban. Dari daftar hadir terkumpul data nama dan nomor hp yang akan difollow up dalam grup WAG.
         Pada kesempatan tersebut kepala sekolah menyampaikan ungkapan terimakasih atas kehadiran para alumni dan memaparkan perkembangan sekolah dan kondisi gedung yang rusak berat dan belum ada bantuan rehab dari pemerintah. Sementara Kuwu Cikawung, Sept Rahayu, menggagas penggalangan bantuan dari para alumni baik berupa dana atau material untuk perbaikan gedung. Hal ini sebagai bentuk empati dan kepedulian sebagai alumni terhadap sekolah di mana mereka pernah mengenyam pendidikan di sana. 
       

Menulis Itu Mudah

 Resume ke-9

Gelombang : 28

Tema : Menulis Itu Mudah

Narasumber  : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator :Lely Suryani, S.Pd., SD.


Menulis Itu Mudah. Demikian kata Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. Tak heran jika pak kyai dan juga dosen kelahiran Tulungagung, 19 Juli 1975 ini sangat produktif. Di usia yang masih relatif muda sudah menerbitkan 47 buku.

Bagaimana sih caranya agar menulis itu mudah? Ikuti kunci-kunci yang disampaikan beliau berikut ini:

(1)      Tulislah hal-hal sederhana yang kita alami

Pengalaman hidup sehari-hari merupakan sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal pilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Jadi, tulis saja apa yang kita alami sehari-hari. Jangan takut salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis. Jika ini dijalankan, menulis akan mudah.

(2)       Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit

Hal ini akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis. Setelah selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan di komputer. Jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis yang berbeda. Istilahnya endapkan dulu. Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu. Jika ada typo, perbaiki. Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, baca ulang tulisan kita. Bisa sekali atau dua kali. Prinsipnya sederhana: minimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Karena tulisan kita adalah jejak kita.

(3)      Menulis tentang perjalanan.

Kita semua tentu sering melakukan perjalanan. Apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis. Jika berekreasi, tulis saja hal-hal yang kita alami. Itu mudah karena kita menjalaninya. 

(4)      Menulis secara NGEMIL (sedikit demi sedikit)

Coba setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak perlu banyak. Untuk blog atau Kompasiana, targetkan 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, 1 paragraf. Itu target minimal. Itu yang harus kita perjuangkan. Misal pagi menulis artikel jurnal 1 paragraf. Sampai di kantor menulis untuk blog. Paling 1-2 paragraf.

   Nampak mudah, bukan? Tapi dalam praktiknya banyak kendala yang umumnya dialami oleh penulis pemula. Semua kegalauan, keresahan, dan hambatan dalam menulis tentu juga pernah dialami oleh penulis handal sekelas Prof. Ngainun Naim. Namun demikian, petualangan beliau dalam menghadapi hambatan itu bisa menjadi pelajaran yang bisa dicontoh bagi penulis lainnya. 



Kamis, 26 Januari 2023

Tangis di Pusara

Pentigraf
Oleh: Yoyon Supriyono



Lesti, adalah bungsu dari lima bersaudara. Pendidikannya hanya lulus pondok pesantren, karena orangtuanya tak mampu membiayai sejak kena PHK. Ia kini hanya menjadi seorang guru ngaji yang kadang bayarannya cuma 2M, Makasih Mba .... Sementara kakak-kakaknya yang jebolan kuliahan, semuanya sukses dari segi pekerjaan dan materi. Kini ia tinggal bersama ibunya yang sakit-sakitan. Semua saudaranya tinggal dan bekerja di luar kota. 

Ibunya sering mengeluhkan anak-anaknya yang jarang datang sekedar melepas rindu. Padahal Lesty sering berkabar kepada mereka tentang kondisi ibu. Namun kesibukan sering menjadi alasan klasik mereka. Bahkan sering telpon tak diangkat. Wa pun hanya centang biru. 

Tengah malam sakit ibumya kambuh hingga ajalnya tak bisa ditunda. Acara penguburan keesokan harinya, Johan, anak tertua datang terlambat. Ia nangis meracau di pusara ibunya. "Ibu..., mengapa kau pergi sebelum menandatangani wasiat itu... huuuu," Lesti tertegun tak mengerti.

Rabu, 25 Januari 2023

Kenangan di Dapur Usang

Pentigraf
By : Yoyon Supriyono


       Saat libur Surtini menyempatkan diri menengok ruang dapur jadul tempatnya bertahun-tahun memasak untuk keluarga. Dapur usang yang dipenuhi ramat-ramat itu pertanda lama tak terjamah. Tungku, gentong penampung air, rak piring kayu, dan bale-bale menjadi saksi bisu hari-harinya sebagai ibu rumah tangga. Semua membisu menyambut kehadirannya. "Sungguh aku merindukan saat-saat dulu berada di sini, andaikan bisa terulang?" kenangnya merindukan masa lalu.

       Sebagai perempuan kampung, ia menerima saja ketika suaminya merehab rumah dan membuatkan dapur yang kekinian. Kompor gas, kulkas, washtub dan peralatan dapur modern memenuhi dapur barunya. Ia jalani rutinitas dapur dengan perabotan baru yang belum familiar baginya. Tetap saja ia merasa lebih suka dapur yang dahulu. Asap yang memedihkan mata saat meniup cerobong bambu ke tungku adalah moment istimewa baginya. 

       Suatu malam ia merebus air untuk kebutuhan minum sehari-hari. Saat menunggu, smartphone baru hadiah dari suami jadi melenakan. Ia terkejut ketika tetiba terdengar suara dentuman keras dan tercium aroma gosong dari ruang dapur. Sardi, sang suami kaget mendapati seisi dapur gosong terbakar. "Yess, keinginanku bernostalgia di dapur kenangan bakal terwujud," harapnya dalam hati sambil membersihkan dapur jadul keesokan harinya.

Komitmen Menulis Di Blog

 

Resume ke-8

Gelombang : 28

Tema : Komitmen Menulis Di Blog

Narasumber : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si.

Moderator :.Sigid PN, SH.

Tanggal : 25 Januari 2023


Pertemuan malam ini luar biasa,  narasumber hebat Bapak Drs. Dedi Dwitagama, M.Si dengan materi bertajuk Komitmen Menulis di Blog, disampaikan via zoom. 

Perkenalannya pun tidak biasa, peserta diminta searching di internet melalui akun media sosialnya. Nah, muncullah beragam informasi tentang siapa Pak Dedi. Ternyata wow! Beliau seorang guru hebat dengan segudang prestasi. Semua tentang beliau terekam dalam ruang maya yang bisa diakses siapa saja. Dengan ribuan postingan menunjukkan ia seorang guru hebat. Indonesia yang memiliki 3,31 juta guru, hanya beberapa gelintir yang hebat. Kenapa? Karena mereka tidak produktif. Mayoritas dari mereka cenderung stay di zona nyaman. Merasa puas dengan rutinitas keseharian yang itu-itu saja. 

Salah satu hal produktif bagi guru bisa dilakukan dengan menulis di blog. Pak Dedi mencontohkan seorang profesor yang diidolakan pada sebuah seminar. Ketika searching, namanya tidak muncul di internet. Malah barang sepele sekelas sendal jepit mudah ditemukan di internet. 

Di era transformasi digital telah terjadi pergeseran masyarakat dalam hal mengakses informasi. Mereka lebih suka membaca informasi di internet ketimbang membaca buku, majalah atau media cetak lainnya. Guru sebagai pendidik juga harus mengikuti perkembangan zaman. Abadikan setiap aktivitas dalam bentuk tulisan di blog. Lengkapi dengan foto atau video agar lebih menarik. Lalu publish.

Seiring dengan rendahnya minat baca, menulis pun masih minim dilakukan. Terlihat dari pertanyaan peserta pada pertemuan sebelumnya, masalah dominan pada bagaimana mulai menulis, bagaimana menemukan ide dan kendala menulis lainnya. Padahal menurut pak Dedi, ada ribuan ide di sekitar kita yang bila kita tuliskan akan bermanfaat bagi banyak orang. Khairunnas anfa'uhum linnas. Bukankan sebaik-baik manusia adalah manusia yang bisa memberi manfaat bagi orang lain? 

Nah, agar komitmen menulis di blog, pak Dedi memberi beberapa langkah

-Tentukan tujuan, kita akan menulis apa, masakan, pendidikan atau lainnya

-Buat outline, bagi pemula ini penting

-Selesaikan tulisan, jangan ditunda.

-Publish, tak perlu bagus atau tidak tulisan kita

-Ikut komunitas, seperti komunitas menulis

-Blog walking, perbanyak membaca tulisan di blog orang lain dan berikan komentar

-Ceritakan yang dialami dan dirasakan

Itulah sekilas materi dari Pak Dedi Dwitagama. Semoga bermanfaat dan salam Literasi.









Senin, 23 Januari 2023

Banjir dan KBNM

       Hujan yang turun Senin sore cukup lama. Hampir tiga jam. Tidak hanya hujan, gemuruh petir bersahutan di angkasa. Istriku segera mematikan semua perangkat elektronik yang terhubung dengan sinyal. Termasuk wifi yang sedang kugunakan untuk mantengin layar leptop. KBNM yang baru saja dimulai mendadak lost network. Suara petir yang seolah dekat rumah menyadarkanku segera menunda kencan dengan narsum cantik yang baru nongol. 
.                      Dokpri
       Usai sholat isya aku mengintip keadaan di luar dari jendela di lantai atas. Betapa terkejut saat kulihat saluran pembuangan di belakang rumah meluap dan halaman tergenang air cukup tinggi. Aku segera turun memberitahu seisi rumah. Semua keluar menuju teras belakang. Halaman beserta semua tanaman terendam air dan dalam sekejap berubah seperti lautan. 
       Para tetangga sudah ramai di atas jembatan mengakali sampah yang menyumbat. Aku segera turun ke air menyelamatkan tujuh ekor ayam yang sudah basah kuyup. Telat sebentar saja nyawa mereka melayang ditelan banjir. 
      Ketika hujan mereda, level air kian meninggi. Sepuluh sentimeter lagi air bisa masuk rumah. Aku teringat kejadian banjir lima tahun lalu dimana air masuk ke dalam rumah. Walaupun posisi lantai teras belakang lebih tinggi, aku khawatir air merembes ke ruangan. 
       Benar saja, sudah ada genangan air di beberapa titik. Air keluar dari nat keramik. Sontak seisi rumah kerja keras menyisikan barang-barang agar aman dari jangkauan air. Walaupun rembesannya tak deras, namun bila dibiarkan akan semakin menggenang. Aku masuk kamar mandi memeriksa lubang pembuangan yang ternyata sudah menyembulkan air. 
       Yoga, anak sulungku berlari keluar mencari tanah liat. Lubang pembuangan ditutup dengan tanah liat agar air dari luar tak masuk kamar mandi. Beberapa bagian sudut tembok bagian bawah juga disumbat pakai tanah liat. Namun, beres di satu titik, rembesan keluar dari titik lainnya. 
       Sekitar pukul 23.00 banjir mulai surut. Genangan air di lantai hampir selesai dikuras. Terakhir finishing dengan kain pel yang diulang dengan kain kering. Alhamdulillah masalah teratasi.
       Aku melanjutkan kencan dengan leptop. KBNM sudah masuk sesi tanya jawab. Dengan segelas kopi aku menyadap materi bu Ditta yan bertema Mengatasi Writer's Blok. 
      Resume langsung saya susun hingga selesai pukul 01.30. Setelah ku baca ulang aku langsung posting di blog. Tal lupa mengisi daftar hadir dan mengumpulkan resume di link yabg tersedia.
 

Solusi Atasi Writer's Block

Resume ke-7

Gelombang : 28

Tema : Mengatasi Writer’s Block

Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Moderator : Raliyanti, S. Sos., M. Pd. 

Tanggal : 23 Januari 2023



            Kita tentu pernah mengalami kebuntuan dalam menulis. Rasa malas tiba-tiba hadir, tak ada ide, bingung mau nulis apa, dan banyak alasan lainnya yang membuat kita kehilangan spirit untuk menulis. Bila ini terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Beruntung di KBMN 28 ini ada tim solid, narasumber dan moderator yang tak kenal lelah memberi suntikan penyemangat dan motivasi tanpa pamrih.

Misalnya Omjay dengan mantra ajaibnya “Membacalah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.” Banyak membaca akan membuat kita keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan yang kita dapatkan. Tak ada penulis yang malas membaca. Demikian Omjay menyemangati peserta sebelum menerima materi dari narasumber.

Begitu juga Ibu Raliyanti, S.Pd. selaku moderator, mengulas kisah inspiratifnya hingga bisa menerbitkan buku. Dulu ia juga peserta Kelas Menulis di gelombang 20. Ia dengan rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri utuk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat (sejatinya menyemangati diri sendiri), hingga akhirnya dinyatakan lulus karena jumlah  resumenya sesuai kategori dan berhasil memiliki buku karya sendiri "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku." Tahun berikutnya lahir buku solo kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi baik fiksi mau pun nonfiksi. Semua terwujud karena ia punya mimpi, termotivasi dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih.

Terlebih lagi Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., yang juga alumni Kelas Menulis gelombang ke-7 dan kali ini menjadi narasumber dengan segudang prestasi dan karya yang tentunya menjadi inspirasi, motivasi, dan penyemangat bagi kita untuk terus menulis. Profil lengkapnya bisa dilihat di https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1.

Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. Tentu tak bisa instan. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya.

Kisah Bu Ditta sangat inspiratif untuk dicontoh. Ia sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Dan atas arahan guru Bahasa Inggrisnya saat itu, ia juga menulis diary dalam bahasa Inggris. Ketika SMA ia masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diarynya sempat berkomentar bahwa tulisannya sudah seperti novel. Belakangan ia tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi, dsb.

Bagi dirinya kebiasaan menulis memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, ia pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekannya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Hasilnya, ia meraih posisi kedua. Di saat kuliah ia menulis proposal bersama teman-temannya dan berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.

Walaupun demikian, Bu Ditta pernah juga vakum menulis. Awal masuk dunia kerja, yakni mengajar di boarding school dengan aktivitas yang padat membuat ia mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan. Hingga akhirnya di awal masa pandemi, saya mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Ia sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, ia kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko dan menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor.

Karena terbiasa menulis juga, ia bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan dinyatakan lulus. Jadi disadari atau tidak, menulis memiliki banyak manfaat.

Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Nah, lalu apa kaitan kisah Bu Ditta dengan tema writer's block? Pertama, mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas. Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb. Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yang tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll. Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Karena virus WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.

Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah sebabnya WB ini dikatakan sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

1.    Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi, lalu tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB. Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.

2.    Stres. Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh. Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

3.    Terlalu perfeksionis.

Kisah Bu Ditta menulis diary berbahasa Inggris saat duduk di kelas 2 SMP, dapat menjadi contoh. Bila dibuka lagi maka akan ditemukan tulisan yang grammarnya banyak yang tidak sesuai, tapi saat itu ia tetap PD menulis, tak hanya satu, ada dua atau tiga diary. Tapi, tanpa disadari justru itulah salah satu kunci menghadapi WB. Bila saat itu ia terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisannya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung. Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Nah, jadi bagi siapa yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca, khawatir dinyinyir orang, khawatir dikritik ahli, khawatir tulisannya nggak bagus, dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya, mulai sekarang dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya. Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?

Dari sesi tanya jawab, ada beberapa hal yang menarik untuk disimpulkan

1.     Tips menulis dalam bahasa lain (seperti bahasa Inggris) kuncinya adalah komunikatif. Ini berdasar pada 4 ketrampilan berbahasa: mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Intinya tulisan/omongan kita bisa dibaca dan dipahami orang lain, dan kita bisa memahami tulisan/omongan orang lain. Jadi tak usah ragu, just do it dan confident (percaya diri).

2.     Mengenalkan budaya digital kepada anak bisa dimulai dengan memberi penjelasan materi dari kemkominfo tentang literasi dan budaya digital, untuk menambah wawasan selengkapnya bisa dibaca di https://www.kompasiana.com/amp/ditta13718/62f536faa51c6f7f06629172/literasi-digital-kemkominfo-bagian-1-literasi-dan-budaya-digital dan https://www.kompasiana.com/ditta13718/62f53edba51c6f0496200b63/literasi-digital-kemkominfo-bagian-2-etika-digital

3.     Cara mengatasi WB saat kita mengikuti beberapa agenda menulis dalam waktu bersamaan, adalah dengan membuat skala prioritas dan jadwal menulis. Cari dan kenali waktu emas kita dalam menulis (karena tiap orang bisa berbeda), apakah di kala subuh, sebelum tidur, atau saat jeda istirahat. Menulislah di waktu terbaik tersebut.

4.     Bila ingin menyelesaikan satu persatu karya yang masih menjadi draft di laptop, coba buka kembali kemudian kelompokkan, siapa tau bisa jadi buku. Kuatkan tekad, olah kembali sambil membuat daftar isi. Atau, mulai dari akhir (bayangkan bukunya sudah jadi, bukan sekedar draft lagi). Dan tentu saja mulailah menulis, karena menulis adalah kata kerja yang artinya harus dilakukan baru ia akan bermakna.

5.     Bila kita merasakan writer's block ketika tulisan kita sedikit yang membaca, maka kembali kita ingat apa sebetulnya niat kita dalam menulis. Bila kita menulis agar bisa dibaca banyak orang, banyak cara yang bisa ditempuh. Pertama tetap konsisten menulis dan berbagi tulisan, atau ikut kelas menulis khusus untuk freelance seperti ghost writer, content writer, dll. Berbeda bila kita menulis untuk berbagi pengalaman, maka jangan jadikan jumlah pembaca sebagai patokan. Karena setiap penulis akan menemukan takdir pada para pembacanya. Yakin, bahwa setiap tulisan yang kita buat akan tetap bermanfaat walau hanya untuk satu orang. Bukankah, satu tulisan yang bermanfaat atau menginspirasi bagi satu orang, akan lebih baik daripada tulisan yang dibaca banyak orang tapi mudah dilupakan?

6.     Tips mudah menghadapi kebuntuan menulis adalah dengan free writing. Tuliskan saja apa yang sedang kita alami, misalnya tentang kebuntuan menulis itu sendiri. Dengan teknik free writing biarkan tangan menulis dan ide muncul belakangan, tak perlu bingung benar salah yang penting nulis.

7.     Untuk menjadi seorang penulis andal, maka kita harus memiliki mental seorang penulis. Untuk bahan wawasan bisa menyimak video berikut https://youtu.be/UkRDLmA4dUY

8.     Banyak membaca kisah penulis hebat sangat baik sebagai suntikan motivasi dan spirit dalam menulis.

9.     Tips  "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis. Jika senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka. Bila senang cerpen, perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer. Membacanya harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan, bukan sekaligus Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah, tentu harus mau membaca jurnal.

10. Yang paling sulit saat menulis biasanya percaya dengan tulisan sendiri. Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik. Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya.

Closing statement dari narasumber : "It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero." 


Minggu, 22 Januari 2023

Cybergogy, Solusi Pembelajaran Era 4.0

 


        Pertemuan ke-6 KBMN 28 memang terlalu sayang untuk dilewatkan. Itu karena narasumber yang luar biasa, keren dan berilmu padi. Prof Richardus Eko Indradjit, 

Jumat, 20 Januari 2023

Begini Cara Mudah Menulis Buku Mayor Hanya Dalam Dua Minggu

 

Resume ke-6

Gelombang : 28

Tanggal : 20 Januari 2023

Tema : Blog Sebagai Media Pembelajaran

Narasumber : Prof Eko Indradjit

Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd



            Apakah anda ingin menulis buku mayor hanya dalam dua minggu? Jawabnnya mudah, ikut KBMN 28 dan daftar menulis bersama Prof Eko Indrajit. Tentu tidak hanya mendaftar, tapi ikuti bimbingan dan arahan selama mengikuti tantangan.

                Tak kenal maka tak sayang, siapa sih Prof Eko Indrajit? Nah perkenalan lebih jauh sila buka link : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit .

                Menurut Prof Eko, buku mayor adalah karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional. Hingga saat ini semenjak selesai kuliah Prof Eko telah menulis kurang lebh 121 buku mayor dan 623 artikel, dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Beliau senang menulis semenjak Sekolah Dasar. Namun tulisan pertamanya baru diterbitkan majalah ketika duduk di bangku SMP. Alasan  senang menulis adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain.Lama-lama jadi ketagihan menulis. Semakin banyak membaca buku dan menonton televisi (dulu belum ada internet), semakin tinggi keinginan beliau untuk menulis.

Buku Mayor pertama beliau terbit di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama isinya adalah bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan SATU TOPIK yang sedang menjadi trend pada saat itu. Awalnya beliau sendiri tidak menduga ketika begitu banyak oraang yeng membelinya. Sampai akhirnya jadi ketagihan menulis.

Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp beliau yang isinya ucapan terima kasih atas buku yang beliau buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan merasa hidup beliau berguna untuk orang lain. Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang beliau tulis.

Ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, beliau memutuskan untuk menjadi youtuber. Setiap hari membuat satu youtube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan PJJ (karena sedang menjadi pembicaraan nasional). Judul atau tema youtubenya aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya. Hingga ketika Oom Jay mengajak beliau untuk mengajarkan guru-guru menulis, beliau tergerak untuk bereksperimen.

Setiap guru beliau minta untuk membuka youtube beliau  dengan alamat EKOJI CHANNEL. Kemudian setipa guru diminta untuk menuliskan apapun yang beliau omongkan di youtube tersebut. Setelah itu beliau memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan. Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ. Hingga saat inik kalau tak salahk sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit ANDI.

Nah di KBMN Gelombang 28 beliau ingin mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor yang diterbitkan untuk mendaftarkan diri. Namun kali ini agak berbeda modelnya. Beliau akan memberi SEBUAH TEMA, kemudian dengan bimbingan beliau dan bu Aam peserta mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku. Target beliau untuk angkatan ini adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit untuk dikurasi SEBELUM Idul Fitri.

Kalau ingin menuliskan buku yang diterbitkaan mayor, maka kita harus mengikuti KEBUTUHAN PASAR. Jadi kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN.

Contoh Judul yang banyak dibutuhkan sekolah-sekolah jaman sekarang adalah :

  • Classroom Design and Management
  • Community Based Learning
  • Computer-Based Assessment
  • Competency-Based Learning
  • Computer-Adaptive Assessment
  • The 21st Century Learning Skills

Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya. Agar bisa tampil pede dalam menulis berbagai genre, saran beliau segera daftar menulis buku mayor,  nanti rasa pede akan muncul dengan sendirinya. Masak tidak pede kita menjadi penulis pertama, dan Prof Eko menjadi penulis kedua? Sila bertanya pengalaman kepada Bu Aam yang buku mayornya sudah terbit.

Prof Eko lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Kalau beliau terbalik, langsung EKSEKUSI di bawah bimbingannya, baru nanti berdiskusi kalau ada hambatan. Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.

Untuk membuat satu buku, tidak ada aturan berapa banyak referensi yang dibutuhkan. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita. Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita pergunakan. Yang penting agar tulisan kita berkualitas dan dipercaya penerbit mayor adalah isi atau konten menarik yang disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Cara mencari judul dan tema yang menarik bagi penerbit mayor bisa disimak di https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY

Prof Eko membuat grup khusus bagi peserta tantangan untuk berjalan bersama menggarap tema bagaimana cara agar tulisan kita masuk dalam kategori mayor, dan bagaimana memunculkan inspirasi atau ide sehingga dapat menghasilkan karya yang bagus dan inspiratif

Bila ingin tahu apa yang dikehendaki penerbit mayor agar buku kita bisa masuk, ikuti video ini: https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY . Kata Prof Eko, kita bisa mengetahuinya dengan menanyakan orang-orang di sekitar kita, misalnya dengan pertanayaan: "Kalau saya buat buku seperti ini, kira-kira kamu mau membelinya ndak ya?". Dari situ kita akan tahu apakah orang tertarik dengan karya kita atau tidak.

Motivasi selalu dimulai dari mimpi. Bu Aam berhasil menulis banyak buku karena punya MIMPI bisa melihat namanya di toko buku Gramedia. Tanpa mimpi, tak akan ada motivasi. Seperti kata Laskar Pelangi: "Mimpi... adalah kunci.” Prof Eko awalnya lebih senang menulis BUNGA RAMPAI, yang isinya cuplikan dari beberapa hal menjadi satu.

Tema yang dicontohkan Prof Eko kebanyakan tentang IT. Nah, bagi guru di tidak punya keahlian khusus atau basic IT, tidak perlu pusing. Yang penting adalah KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI dan KEMAMPUAN BERBAHASA. Konten bisa bebas. Hanya imajinasi kita yang membatasinya. Jadi yang ikut daftar jangan khawatir, nanti kan beliau yang kasih judul dan beliau juga yang bimbing.  Juga tentang ilmu kepenulisan, serta tata bahasa, tak perlu dirisaukan. Latihan adalah kuncinya. "Practice makes perfect".

That’s all. Thank you.


Rabu, 18 Januari 2023

Inilah Manfaat Blog Sebagai Media Pembelajaran

 

Resume ke-5

Gelombang : 28

Tanggal : 18 Januari 2023

Tema : Blog Sebagai Media Pembelajaran

Narasumber : Dail Ma'ruf, M.Pd

Moderator : Purbaniasita KS, S.Pd


Mungkin banyak orang yang bertanya apakah blog itu? Bagaimana cara membuatnya?    Apa manfaatnya? Apakah blog bisa digunakan sebagai media pembelajaran? Penasaran bukan?



Pak Dail Ma’ruf, M.Pd, menjelaskan bahwa kata “blog” berasal dari kata weblog yang diperkenalkan pertama kali pada 1998 oleh Jhon Barger. Berger memberi nama weblog untuk mengkhususkan istilah website yang bersifat pribadi dan sering diperbarui dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, blog adalah website yang bersifat personal, yang memuat opini personal dan halhal lain untuk mengaktualisasikan diri dan mengabarknnya pada komunitas global.

Blog sama dengan medsos lainnya seperti FB, IG, Email , Tiktok, dan You Tube yang bisa kita gunakan untuk hal positif dan bermanfaat, diantaranya bagi guru, bisa dijadikan media pembelajaran yang efektif.

Selain digunakan sebagai media menulis, blog juga bisa menghasilkan cuan. Lihat saja beberapa blogger terkenal di Indonesia seperti Herman Yudiono, Raditya Dika, Sugeng Riyadi, Carolina Ratri dan Dani Rachmat. Herman Yudiona menerima gaji 21 juta per bulan dan benefit lainnya dari ngeblog. Dia sudah menjadi fulltime blogger. Penasaran kisah inspiratifnya, bisa diintip di blognya : hermanyudiono.com.

Raditya Dika terkenal dari buku pertamanya Kambing Jantan : Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh di tahun 2005. Dia pernah meraih penghargaan Indonesian Blog Award The Online Inspiring Award di tahun 2009.

Jenis-jenis blog

1.    Blog Pendidikan, biasanya ditulis oleh pelajar atau guru

2.    Blog Sastra, lebih dikenal sebagai litblog (literary blog), berisi masalah yang berkaitan dengan sastra.

3.    Blog Pribadi, disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan, dan perbincangan teman.

4.    Blog bertopik, yaitu blog yang membahas sesuatu masalah/topik tertentu, dan fokus pada bahasan tertentu.

5.    Blog kesehatan, lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-keterangan tentang kesehatan.

6.    Blog politik berisi tentang berita politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (seperti kampanye)

7.    Blog perjalanan, fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan.

8.    Blog riset, berisi persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.

9.    Blog hukum, berisi persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws)

10.Blog media, berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televisi.

11.Blog agama, membahas masalah yang berkaitan dengan agama. Transformatika, Volume 12 , Nomer 1, Maret 2016 ISSN 0854-8412 124

12.Blog bisnis, digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka. 

Manfaat Blog bagi Pendidikan

a.   Blog sebagai rumah belajar dan berbagi guru. Artinya, kreativitas dan kegemaran guru dapat disalurkan melalui blog, seperi kreativitas dalam menulis, maupun karya-karya lainnya.

b.    Blog dapat meringankan tugas dan beban guru dalam mengajar.  Blog akan memudahkan guru karena segalanya dapat dimasukkan ke dalam blog. Misalnya, materi pelajaran, tugas siswa, informasi nilai siswa.

c.     Blog dapat meningkatkan minat belajar para siswa. Transformatika, Volume 12 , Nomer 1, Maret 2016 ISSN 0854-8412 125 menyatakan “ dengan blog, seorang guru dapat memposting suatu permasalahan atau materi pelajaran yang disusun dalam suatu bahasa yang formal tetapi lebih santai. Kemudian para siswa bisa blogwalking ke blog tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi lebih menyenangkan.

d.    Blog dapat diakses oleh siapa pun di belahan dunia. Dengan blog, guru bisa berbagi materi pelajaran tidak hanya untuk siswanya, tetapi juga setiap orang orang yang membutuhkan pemikirannya di mana pun mereka berada dengan mudah dan murah.

e.    Blog dapat menjadi media silaturahim. Blog dapat dijadikan sebagai sarana untuk bertemu secara tidak langsung dan dapat menjalin komunikasi satu sama lain karena blog dapat diakses oleh siapa pun di seluruh dunia

Beberapa contoh Pemanfaatan Blog Sebagai Media Pembelajaran Alternatif di Sekolah :

1. Dail Ma’ruf, M.Pd, memanfaatkan blog sebagai sumber materi pelajaran yang dapat diakses oleh siswa  https://dailalser.blogspot.com/2021/09/perkembangbikan-generatif-pada-tumbuhan.html
Blog terbukti efektif, anak lebih suka karena selain bisa baca kapan saja bisa juga banyak belajar dari blog temannya. Di sini ada aspek kecerdasan komunikasi dan sosial saat anak-anak saling blog walking

2.  Skripsi Sartono Guru SMA Negeri 2 Magelang

    Pak Sartono yang meneliti di SMAN 2 Magelang, membandingkan nilai siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan Blog sebagai Media pembelajaran, terbukti ada peningkatan yang signifikan dari 55 ke 87. Keren kan, dari tadinya di bawah KKM bisa di atas KKM jika KKMnya 80. 

3. Doktor Wijaya Kusumah (Bloger KBMN)
  • Membuktikan bahwa prestasi murid mengalami peningkatan signifikan dengan media Blog Kolaboratif
  • Penerapan Media Blog dapat diterapkan dalam semua pelajaran
  • Dapat diterapkan dalam Jenjang SD hingga PT
  • Meningkatkan kemampuan menulis siswa
  • Meningkatkan kemampuan literasi siswa
    Demikian sekilas tentang manfaat blog sebagai media pembelajaran. Semoga menginspirasi, memotivasi dan menggerakkan guru-guru untuk berimprovisasi dalam mengajar. 
    Salam LITERASI .






Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...