Tradisi ngunjung
Saya
dilahirkan dan dibesarkan di bumi kota Wali (Cirebon). Kota di mana
salah satu wali dimakamkan, kaya dengan tradisi hasil akulturasi agama dan
budaya setempat. Salah satunya adalah tradisi Ngunjung. Ngunjung berasal dari
kata kunjung, yang artinya mendatangi atau mengunjungi. Bentuk ritual tradisi
ini, masyarakat atau warga kampung berkunjung atau berziarah ke makam leluhur yang dianggap keramat,
sebagai salah satu wujud penghormatan dan rasa syukur. Doa bersama dalam bentuk
tahlilan dipimpin oleh sesepuh atau tokoh agama. Selain berdo’a, pada acara
Ngunjung ini biasanya ditampilkan berbagai macam kesenian khas daerah seperti
wayang, topeng dan lainnya.
Hingga saat ini tradisi ini masih melekat dan
dirayakan hampir di setiap desa di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan
sekitarnya. Termasuk di desa tempat saya tinggal sekarang. Masyarakat
berbondong-bondong datang ke lokasi makam membawa makanan dan jajanan untuk
dinikmati bersama usai tahlilan. Selain sebagai bentuk penghormatan
kepada leluhur, ritual ini juga sebagai ajang permohonan doa kepada Tuhan agar warga
desa diberikan keselamatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah, gemah ripah
loh jinawi. Semangat kebersamaan, gotong royong, saling memberi dan berbagi
sangat kental terasa.
Bila ditengok ke belakang, tradisi ini tak lepas
dari sejarah perkembangan agama Islam di pulau Jawa. Islam yang hadir dengan
ramah, penuh solidaritas dan cinta damai, disambut oleh masyarakat dengan
kultur sosio-budaya lokal setempat. Pertemuan keduanya melahirkan harmonisasi
peradaban dalam bentuk tradisi. Perpaduan agama dan budaya yang mesra ini
menjadi model kehidupan beragama yang ideal. Agama Islam hadir dengan nafas
ketauhidan memberikan ruh pada budaya setempat. Sedangkan budaya lokal menyerap
ajaran agama dengan tangan terbuka. Dari kondisi ini tercipta nuansa budaya lokal
yang agamis, seperti dua keping mata uang yang berbeda tapi saling mengisi dan
melengkapi.
Itulah sekilas tradisi di tempat saya. Bagaimana
tradisi di tempat anda?
#AISEIWritingChallenge
#30hariAISEIbercerita
#100kata bercerita
#pendidikbercerita
#warisanAISEI
#Day10AISEIWritingChallenge
Tidak ada komentar:
Posting Komentar