Pagi Minggu ini berkesempatan hadir di Kraton Kanoman Cirebon atas ajakan seorang kerabat keraton. Menjelang peringatan Maulid Nabi, ada ritual siraman gong. Tepatnya pada tanggal 7 Rabiul awal. Acara sakral ini dilakukan oleh segenap abdi dalem dan bangsawan Keraton.
Perangkat gamelan yang dikenal dengan Gong Sekaten, dikeluarkan dari tempat penyimpanannya di ruang jinem. Seijin sultan, perangkat gamelan peninggalan Sunan Gunung Jati itu dibawa ke langgar untuk dicuci.
Sebelum siraman gong, didahului dengan doa bersama di langgar yang dipimpin oleh penghulu keraton. Setelah itu perangkat gamelan dicuci dengan air yang dicampur kembang tujuh rupa.Usai dicuci perangkat gamelan gong Sekaten dibawa ke Siti Hinggil untuk disemayamkan. Selanjutnya gong tersebut akan ditabuh pada malam harinya setelah sholat isya. Acara ini dikenal dengan Pelal Alit.
Masyarakat yang hadir berebut air bekas cucian gong tersebut. Dengan wadah jerigen atau botol air mineral mereka membawa pulang air bercampur bunga tujuh rupa itu untuk berbagai keperluan. Dari seorang pengunjung diperoleh keterangan bahwa air itu dipercaya memiliki berbagai khasiat. Ada yang langsung untuk cuci muka agar awet muda, disiramkan ke sawah agar bebas dari hama dan berbagai keperluan lain. Wallahu alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar