Pentigraf
By : Yoyon Supriyono
Saat libur Surtini menyempatkan diri menengok ruang dapur jadul tempatnya bertahun-tahun memasak untuk keluarga. Dapur usang yang dipenuhi ramat-ramat itu pertanda lama tak terjamah. Tungku, gentong penampung air, rak piring kayu, dan bale-bale menjadi saksi bisu hari-harinya sebagai ibu rumah tangga. Semua membisu menyambut kehadirannya. "Sungguh aku merindukan saat-saat dulu berada di sini, andaikan bisa terulang?" kenangnya merindukan masa lalu.
Sebagai perempuan kampung, ia menerima saja ketika suaminya merehab rumah dan membuatkan dapur yang kekinian. Kompor gas, kulkas, washtub dan peralatan dapur modern memenuhi dapur barunya. Ia jalani rutinitas dapur dengan perabotan baru yang belum familiar baginya. Tetap saja ia merasa lebih suka dapur yang dahulu. Asap yang memedihkan mata saat meniup cerobong bambu ke tungku adalah moment istimewa baginya.
Suatu malam ia merebus air untuk kebutuhan minum sehari-hari. Saat menunggu, smartphone baru hadiah dari suami jadi melenakan. Ia terkejut ketika tetiba terdengar suara dentuman keras dan tercium aroma gosong dari ruang dapur. Sardi, sang suami kaget mendapati seisi dapur gosong terbakar. "Yess, keinginanku bernostalgia di dapur kenangan bakal terwujud," harapnya dalam hati sambil membersihkan dapur jadul keesokan harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar