. Dokpri
Usai sholat isya aku mengintip keadaan di luar dari jendela di lantai atas. Betapa terkejut saat kulihat saluran pembuangan di belakang rumah meluap dan halaman tergenang air cukup tinggi. Aku segera turun memberitahu seisi rumah. Semua keluar menuju teras belakang. Halaman beserta semua tanaman terendam air dan dalam sekejap berubah seperti lautan.
Para tetangga sudah ramai di atas jembatan mengakali sampah yang menyumbat. Aku segera turun ke air menyelamatkan tujuh ekor ayam yang sudah basah kuyup. Telat sebentar saja nyawa mereka melayang ditelan banjir.
Ketika hujan mereda, level air kian meninggi. Sepuluh sentimeter lagi air bisa masuk rumah. Aku teringat kejadian banjir lima tahun lalu dimana air masuk ke dalam rumah. Walaupun posisi lantai teras belakang lebih tinggi, aku khawatir air merembes ke ruangan.
Benar saja, sudah ada genangan air di beberapa titik. Air keluar dari nat keramik. Sontak seisi rumah kerja keras menyisikan barang-barang agar aman dari jangkauan air. Walaupun rembesannya tak deras, namun bila dibiarkan akan semakin menggenang. Aku masuk kamar mandi memeriksa lubang pembuangan yang ternyata sudah menyembulkan air.
Yoga, anak sulungku berlari keluar mencari tanah liat. Lubang pembuangan ditutup dengan tanah liat agar air dari luar tak masuk kamar mandi. Beberapa bagian sudut tembok bagian bawah juga disumbat pakai tanah liat. Namun, beres di satu titik, rembesan keluar dari titik lainnya.
Sekitar pukul 23.00 banjir mulai surut. Genangan air di lantai hampir selesai dikuras. Terakhir finishing dengan kain pel yang diulang dengan kain kering. Alhamdulillah masalah teratasi.
Aku melanjutkan kencan dengan leptop. KBNM sudah masuk sesi tanya jawab. Dengan segelas kopi aku menyadap materi bu Ditta yan bertema Mengatasi Writer's Blok.
Resume langsung saya susun hingga selesai pukul 01.30. Setelah ku baca ulang aku langsung posting di blog. Tal lupa mengisi daftar hadir dan mengumpulkan resume di link yabg tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar