Resume ke-10
Tema : Kiat Menulis Cerita FIKSI
Narasumber : Sudomo, S.Pt
Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.
Tanggal : 30 Januari 2023
Narasumber KBMN yang satu ini seorang eksak yang suka berimajinasi dalam
dunia fantasi. Sudomo, nama yang
cukup familiar. Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar yang akrab dipanggil Pak Mazmo ini
memaparkan materi bertema ‘Kiat Menulis
Cerita Fiksi’ dengan alur
MERDEKA. Dimoderatori oleh Ms. Bams (Bambang Purwanto), narasumber
dengan style penyampaian materi yang unik mampu memukau peserta.
Alur pertama Mulai
dari diri. Pada alur ini, Mazmo mengajak peserta berbagi pengalaman
dalam menulis cerita fiksi. Peserta diminta menuliskan cerita singkat terkait
pengalaman memulai menulis cerita fiksi. Bisa pengalaman ketika mengalami
kendala atau tantangan yang dihadapi saat menulis cerita fiksi, atau pengalaman
telah menerbitkan buku fiksi. Sederet pengalaman peserta yang luar biasa beragam
bermunculan dan Pak Mazmo menggaris bawahi terkait adanya niat/komitmen,
outline/kerangka karangan, tema, memulai menulis, dll. Makin penasaran, bukan?
Alur Kedua, Eksplorasi
Konsep. Pada alur ini peserta dipersilakan mempelajari materi secara
mandiri dalam bentuk cerita pendek pada tautan https://s.id/MateriSudomo.
Nah ini yang menarik. Lain dari yang lain. Adapun garis besar materi dalam
cerpen tersebut adalah:
1.
Alasan
mengapa harus menulis cerita fiksi.
· akan memudahkan guru dalam membuat soal
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) aspek literasi teks fiksi sebagai latihan.
· sebagai upaya menyembuhkan dan
menyembunyikan diri.
· sebagai jalan mengeksplorasi dan menemukan
passion dalam menulis.
2.
Syarat/tips
agar bisa menulis fiksi adalah
·
komitmen
dan niat kuat untuk menulis. Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan
tulisan. Ini erat kaitannya dengan upaya mempelajari dan menyelesaikan tulisan
yang telah dimulai.
·
kemauan
dan kemampuan melakukan riset. Meskipun metodenya beda dengan tulisan nonfiksi,
tapi dengan kemauan dan kemampuan riset, penulis dapat dengan mudah menulis
cerita. Misalnya, terkait setting tempat. Kalau kita riset melalui literatur
atau lapangan, kita akan bisa menulis tempat dengan detail
·
membaca
karya fiksi orang lain sebagai referensi untuk memperoleh gambaran tentang
teknik kepenulisan, gaya bahasa, dan menambah kosa kata.
·
menguasai
PUEBI dan KBBI, menjaga konsistensi menulis, dan memahami dasar-dasar menulis
fiksi.
·
membuat
outline atau kerangka cerita berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi.
Tujuannya adalah agar cerita tidak melebar ke mana-mana.
·
mulai
menulis ide yang ada. Mulailah membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan,
kata unik, konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan
cara memaparkan secara jelas kepada pembaca, menguatkan sisi konflik internal
dan eksternal tokoh, menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan
memperkuat imajinasi, memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas, memperkuat
tulisan dengan pemilihan kata (diksi), dan membuat ending yang baik. Terkait
dengan ide, carilah ide yang bisa ditemukan melalui imajinasi dan mengasah kepekaan
terhadap lingkungan sekitar. Untuk genre cerita, pilih yang disukai dan
dikuasai.
3.
Bentuk-bentuk
cerita fiksi meliputi cerpen, novelet, novela, dan novel, fiksimini, flash
fiction, dan pentigraf. Perbedaan dari semuanya, yaitu tergantung pada jumlah
kata.
4.
Unsur
pembangun cerita fiksi yaitu tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, sudut
pandang dan premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Premis
akan memudahkan dalam mengembangkan cerita. Unsur premis, yaitu karakter,
tujuan tokoh, rintangan/tantangan, dan resolusi. Contoh premis misalnya seorang
penyihir cilik yang harus berjuang menaklukkan penyihir jahat demi ketenangan
dunia (premis cerita film Harry Potter)
Alur Ketiga Ruang Kolaborasi. Pada alur ini diberikan beberapa kalimat, peserta
disilakan melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf.
Berikut ini
adalah kalimat yang harus dilanjutkan oleh peserta:
Perlahan suara-suara itu
menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku
meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat. Aku tak kuasa lagi menahan rasa takut. Terasa ada aliran hangat membasahi celanaku. Oh Tuhan, lindungilah hambaMu ini....
Alur Keempat Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini peserta disilakan menuliskan
5 tema yang paling disukai dan dikuasai. Boleh di notes HP atau docs atau di
mana saja.
Alur Kelima Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini dilakukan tanya jawab
terkait materi terutama menyangkut hal-hal yang ingin diperdalam lagi. Hal-hal
penting terkait menulis cerita fiksi yang dirangkum dari sesi tanya jawab :
P1. Adakah latihan khusus agar daya
imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya
fiksi?
Latihan khususnya dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan
membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun.
P2. Mohon
penjelasan tentang bagaimana tips menulis cerita fiksi.
Tips menulis cerita fiksi, yaitu menumbuhkan niat, menentukan ide dan genre
yang disukai dan kuasai, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan
mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.
P3. Mengapa ketika menulis cerpen
seringkali saya melenceng dari keinginan awal. Ketika saya ingin menulis cerpen
untuk remaja atau dewasa, eh, melenceng ke cerpen anak.
Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar
tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika
akan melanggar jalur.
P4. Bagaimana cara membuat
outline?
Berikut penjelasan terkait outline:
- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
- Membuat premis sesuai tema
- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
- Menentukan penokohan kuat berdasarkan
jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
P5. Saya sudah buat cerita tentang
ibu dan almarhum ayahku. Apakah itu juga sudah betul?
Agar menjadi cerita fiksi, cerita tentang ayah dan ibu bisa ditambahi bumbu
penyedap, Bu. Jadi kisah nyata menjadi dasar menulis saja. Selanjutnya dikembangkan
agar lebih menarik lagi.
P6. Demonstrasi kontekstual maksudnya
bagaimana Bapak?
Pada alur belajar ini, tuliskan 5 tema apa saja yang bisa dijadikan cerita
nantinya. Pilihlah tema yang disukai dan kuasai.
P7. Bagaimana kiat mudah membangun
alur atau plot cerita fiksi?
1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan;
2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang
meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik
memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.
P8. Apakah sebuah kisah nyata boleh
difiksikan dan bagaimana prosesnya?
Prosesnya sama seperti menulis fiksi pada umumnya. Kisah nyata hanya
dijadikan sebagai ide dasar saja. Pengembangan dilakukan dengan menambah bumbu
misalnya konflik, tantangan tokoh, dll.
P9. 1. Bagaimana
menulis fiksi berangkat dari kisah nyata yang apik?
2. Bagaimana membuat / menciptakan karakter tokoh
cerita. Bagaimana bisa membuat masing-masing tokoh punya karakter yang kuat?
3. Bagaimana menerapkan POV
1 tanpa ego kita muncul disana?
1. Kuncinya tambahkan bumbu berupa
konflik, hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dll;
2. Memberikan penjelasan selangkah demi
selangkah terkait detail karakter, sifat, watak dengan metode show don't tell.
Kemudian gambarkan tokoh melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku
3. Kunci menjaga netralitas penulis POV 1
adalah jangan baper. Tempatkan diri sebagai penulis, bukan tokoh.
P10.
Di dalam membuat cerita fiksi akan selalu ada dialog bagaimana kiat
sukses membuat dialog yang menarik, terkadang suka disisipi dengan tanda baca,
agar pembaca bersemangat melanjutkan bacaannya?
Kuncinya adalah buatlah dialog yang 'hidup'. Ciri-ciri dialog yang hidup
itu tidak kaku, sesuai setting tempat cerita, dan ada aktivitas tokoh menyertai
dialog.
P11. 1). Bolehkah dalam 1 cerita fiksi menggunakan
kombinasi jenis alur/plotnya? Misal saat awal cerita menggunakan alur mundur
(flashback) lalu menggunakan alur maju?
2). Apa syarat atau ketentuan
Premis? Dan di cerita fiksi ditempatkan di bawah judul?
1. Boleh
2. Syarat premis memenuhi unsur-unsur, yaitu tokoh, tujuan tokoh,
tantangan, dan resolusi. Tidak perlu dituliskan di bawah judul. Premis
adalah garis besar cerita yang akan tulis.
Keenam Koneksi Antarmateri. Pada alur belajar ini, peserta disilakan menuliskan
kesimpulan dari materi belajar.
Ketujuh Aksi Nyata. Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan
materi dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar. Buat resume hasil
belajar di blog masing-masing.
super sekali
BalasHapus