Senin, 03 Agustus 2020

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku Ala Bu Kanjeng

Oleh Yoyon Supriyono

                Mendengar istilah menerbitkan buku, seakan sebuah hal yang sulit bagi seorang pemula. Tetapi tidak demikian bagi yang sudah pernah melakukannya. Tentunya dengan melalui proses panjang. Seperti pengalaman seorang ibu guru yang akrab dipanggil Bu Kanjeng. Ibu guru bernama lahir Sri Sugiastuti ini, mulai menulis pada  awal tahun 2009. Sebagai pemula, alangkah baiknya menyimak pengalamannya hingga menjadi penulis terkenal.

                Sejak SD Bu Kanjeng sudah suka menulis. Yang ditulisnya berupa buku kenangan, puisi, lagu-lagu seperti syair lagunya Koes Plus dan Panbers. Ketika SMP hobinya surat menyurat dan mengumpulkan perangko serta uang kuno. Hobi membaca majalah bobo, si kuncung dan komik. Ketia SMP suka baca majalah Gadis dan Anita. Ketika SMA baru beberapa kali mencoba  menulis di mading. Saat itu ia lebih suka kegiatan eskul pramuka dan pecinta alam. Saat kuliah di UNS, mengikuti napak tilas rute Jendral Sudirman dari Wonosobo ke Kediri. Di sini ia mengetahui betapa beratnya medan di militer.

                Pada tahun 1985 mengikuti tes CPNS di Gelora Senayan dan diterima sebagai PNS di sebuah sekolah di Jakarta. Tahun 1990 pindah ke Solo hingga sekarang. Setelah jeda 25 tahun menjadi ibu rumah tangga, melanjutkan kuliah S2 (2007-2009). Di sinilah dia bekenalan dengan teknologi. Ia mulai mengenal google dan membeli banyak buku. Banyaknya tugas perkulahan memaksanya harus belajar komputer. Pada 2009 di kegiatan MGMP menerima tawaran dan berhasil menyusun buku yang diterbitkan penerbit mayor. Bukunya bejudul Seri Pendalaman Materi Bahasa Inggris yang diperuntukkan siswa kelas XII untuk persiapan Ujian Nasional.

                Buku karyanya lumayan banyak. Di antaranya adalah Buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” penerbit Erlangga, dan buku antologi “ Diary Ketika Buah Hati Sakit”. Naskahnya sebagai pemenang ke 3.  Buku kroyokan lainnya bersama Kompasianer tahun 2014 “25 Kompasianers Merawat Indonesia” dalam rangka hari Kartini. Satu lagi berjudul “ Indonesia Satu “ penerbitnya Indie Peniti Media. Beberapa buku antologi Muara Kasih Ibu, Move on, Go to 2020, dan Move on. 

Tahun 2013 terbit 3 buah buku. 1 buku Parenting berjudul “Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami” penerbit Mitra widyawacana Jakarta. Novel Hidayah “ Kugelar Sajadah Cinta” penerbit Indie Bentang Pustaka Sidoarjo dan “Deburan Ombak Waktu” penerbit Indie Goresan Pena  Cirebon. Tahun 2015 Buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK edisi baru, penerbit Erlangga. Tahun 2016 buku “ The Stories Cakes For Beloved Moms’ penerbit Indie Oksana dan tahun 2017 buku “ The Stories of wonder Women’ Penerbit Mediaguru. Tipuan Asmara (Novel), Wow Engish is So Easy Kids, Perempuan Terbungkas, (Novel) Catatan Religi Bu Kanjeng(Motivasi), Merawat Harapan (Parenting), The Power of Mother’s Prayer (Parenting) Masuk Surga Karena Anak (Parenting)

Aktivitas kesehariannya mengajar, pegiat Literasi, pengurus TPQ di masjid Al Fath, Blogger, Komunitas berbagai kepenulisan baik online maupun offline, salah satunya aktif di blog Gurusiana dan Komunitas sejuta guru ngeblog. Pegiat Literasi Nusantara  dan Duta Bunda Baca Soloraya.

Bu Kanjeng seorang penganut long ilfe education. Di usianya yang tidak muda lagi, ia tetap semangat untuk belajar melebihi yang muda-muda. Kini ia  merambah ke  Youtube,  walaupun masih proses belajar dan belum dimaksimalkan.

Baginya dunia literasi itu sangat mengasyikkan dan merasakan bahwa menulis itu  banyak  sekali manfaatnya. Ia  yang selalu haus untuk  belajar punya banyak  komunitas  menulis. Ini sangat penting agar ia bisa istikamah menulis dan membaca. Saat aktif di group menulis orang akan tertular virus literasi  dan punya banyak  ide untuk  menulis.

Ketika ditanya apa yang paling sulit dari menulis, ia menjawab simpel: memulai  dan istikomah menulis. Mulailah menulis dari hal yang mendesak dan ingin segera disampaikan. Tulislah apa yang ada di benak kita. Jangan takut salah, jangan takut jelek tulisannya, jangan takut kalau tulisan kita tidak berguna atau tidak ada yang baca. Jangan lupa, kita juga perlu mengapresiasi diri sendiri dengan capaian yang sudah kita peroleh, misalnya dengan Me-Time, relaxasi dan menghirup udara segar sambil mencari ide baru. Bagaimana kalau melanggar komitmen, tentu ada juga punishmentnya. Misal kalau target belum terpenuhi berarti kita punya hutang tulisan. So, secepatnya harus dilunasi dengan menyelesaikan targetnya.

Sebagai novelis ia juga memberi tips bagaimana memulai menulis novel yang baik. Pertama bisa diawali dengan membuat outline atau daftar isi atau kerangka  tulisan  dari satu ide yang akan dikembangkan  dengan menentukan seting, tokoh dan alur ceritanya. Bagaimana cara mengembangkan kalimat atau kata-kata, bila di tengah jalan kehabisan kosakata? Kuncinya banyak membaca dan jadi pendengar yang baik. Saat menulis tidak perlu dibaca, selesaikan dulu sampai capek dan tuntas. Esok harinya baru dibaca lagi dan dibenahi.

Bu Kanjeng menyayangkan kalau ada tulisan berserakan dan tidak jadi buku. Sebaiknya penulis memilki blog untuk menyimpan aneka jenis tulisan. Mungkin nanti akan terkumpul  beberapa tema yang sama dan bisa dijadikan buku. Jadi penulis mempunyai tabungan tulisan yang lama kelamaan bisa menjadi sebuah buku. Buktinya Omjay, bisa menjadi blogger ternama karena rajin memposting tulisan di blog. Mottonya perlu diikuti oleh para penulis pemula, “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi,”

Motivasi menulis setiap orang berbeda-beda. Bagi Bu Kanjeng menulis itu terapi jiwa. Dengan menulis jiwa bisa tenang, yang baik bisa kita bagikan kalau yang jelek setelah ditulis dan orang lain tidak pelu tahu, ya dihapus saja.

Memulai diri untuk menulis memang susah. Apalagi mengajak orang lain, kadang diacuhkan dengan berbagai alasan. Tapi, jangan pernah bosan mengajak kebaikan. Yang acuh kita  biarkan,   tapi terus kita bisa tularkan ke yang lain. Kita beri contoh kalau punya karya, punya banyak teman dan kekayaan lain yang hanya dimiliki oleh penulis sejati.

Memang, untuk istikomah menulis rintangan dan hambatannya sangat banyak. Kadang antara menyelesaikan tulisan dan kegiatan lain saling berkejaran. Walaupun motivasi tinggi, kadang tersendat karena bertumpuknya kegiatan. Solusinya kita harus punya target. Menejemen waktu harus diplot misalnya 1 jam tiap hari. Waktunya bisa disesuaikan sendiri, bisa sebelum tidur seperti Omjay atau saat menunggu  bisa dicicil di tablet atau hape.

Karena beragamnya jenis tulisan, maka penulis harus mengetahui potensi bakat tulisannya. Potensi diri bisa diketahui dari jenis bacaan atau buku yang kita sukai. Ketika kita bisa dengan mudah membaca buku fiksi dan hafal dengan tokoh juga alur ceritanya, di sanalah potensi kita. Sedangkan yang non fiksi bisa diketahui saat kita punya ide kalau siswa butuh buku pegangan dan kita antusias  bahwa materinya bisa dibuat modul untuk belajar siswa.

Agar tulisan kita baik dan enak dibaca, tulis saja seperti kita ngobrol. Lalu, coba kita ngobrol dengan tulisan. Bagaimana rasanya? Bila belum juga enak dibaca, coba lagi, apa yang ingin kita obrolkan sampaikan lewat tulisan, bukan dengan lisan.

Dalam mengikuti pelatihan menulis lewat grup, karena sesuatu hal tertinggal dan sulit memulai lagi, jangan dulu keluar grup. Tetaplah berada di grup. Usahakan rajin blog walking sebagai pembangkit motivasi untuk memulai lagi menulis.

Untuk penulis pemula, cobalah menulis apa yang paling disukai dan dikuasai. Misalnya tentang  tumbuh kembang anak, tentang tanaman dan manfaatnya, tentang hobi, atau tentang pengalaman saat PJJ.

Ketika menulis sudah menjadi kebutuhan, maka kita akan merasakan betapa banyak manfaat dari menulis. Untuk pribadi biasanya memperoleh kepuasan batin, memiliki banyak teman, silaturahmi terjaga, memiliki wawasan luas, dan dengan berbagi dan memberi manfaat untuk orang lain merupakan tabungan amal jariyah.

Jadi, jangan lelah untuk  berproses, bergabunglah ke dalam komunitas penulis untuk saling support dan sharing pengalaman. Awali dengan menulis di blog, lanjut di Antologi untuk jadi buku, dan lanjut ke buku tunggal. Minimal bisa membukukan hasil belajarnya selama  mengikuti kelas belajar menulis gratis bersama Omjay dan PGRI.


10 komentar:

  1. alhamdulillah, mantab resumenya dan cepat. salam kenal pak

    BalasHapus
  2. Terus semangat menulis. Menyebar virus literasi✊📖

    BalasHapus
  3. Sebuah kisah nyata yang luar biasa. Mari belajar dari bunda kanjeng.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kisah petualangan batin, pemikiran dan real action yang dijalani dengan Istiqomah, patut menjadi guidance bagi penulis pemula yang ingin sukses seperti Bu Kanjeng.

      Hapus
  4. Bunda Kanjeng mmg bisa membawa virus literasi yg luar biasa ...keren resume nya

    Monggo kalo berkenan mampir di blog saya

    http://nurhidayati2010.com/?p=187

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah bisa bergabung dengan penulis penulis hebat, mantap Pak resumnya..salam literasi

    BalasHapus
  6. Luar biasa kisah Bu Kanjeng ini. Sangat inspiratif.

    BalasHapus

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...