Senin, 13 Juli 2020

TERJEBAK


                                                                     Oleh Yoyon Supriyono

Akhir-akhir ini Paimin sering bertingkah aneh. Bila keluar rumah, tampil berbaju necis, kumis tipis, rambut pun kelimis. Tak soal dompet makin menipis, yang penting bergaya dan tetap romantis. Tak hanya itu, klakson motornya dipasang sensor. Bila ada wanita cantik otomatis berbunyi. Aytun pun lama kelamaan curiga. Kesetiaan Paimin yang dulu teruji, sepertinya perlu ditera ulang, pikir Aytun.

Suatu sore ketika sedang ngopi bareng depan rumah, Paimin mendapat pesan dari nomor tak dikenal. Diam-diam Paimin merespon nomor gelap itu. Sesekali dia melirik Aytun, takut ketahuan. Tapi Aytun nampak tak menghiraukan. Toh, walaupun ngopi bareng, keduanya asik sendiri sendiri. Hingga ketika Paimin bilang mau ada perlu keluar, Aytun cuma mengangguk. Usai nyalon, Paimin segera on the road dengan motor antiknya.

Di sebuah cafe Paimin tengah setia menunggu. Tak lama, seorang wanita berbusana muslim serba hitam, bermasker dan berkaca mata hitam, datang menghampirinya. Pasti si nomor gelap tadi, pikirnya. Tak lama setelah terlibat candaan mesra, handphonenya berbunyi. “Sayang, koq kamu tega bohongin aku ...” Paimin terkejut ketika foto profil nomor gelap tadi berganti gambar Aytun. Aliran darahnya berdesir mengeluarkan keringat panas. Perlahan Paimin mengalihkan tatapannya.Wanita teman kencannya sore itu telah melepas cadar dan kacamata hitamnya. Aytun, saat itu tepat berada di depan Paimin. Kemesraan di pojok cafe, seketika berubah menjadi medan laga. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...