Sabtu, 29 Agustus 2020

Betti Risnaleni, Guru Enterpreneur Pendiri Insan Kamil

 




Oleh : Yoyon Supriyono

Apakah anda seorang guru? Apakah anda juga seorang enterpreneur? Apakah anda kedua-duanya? Menjadi seorang guru sekaligus enterpreneur sungguh luar biasa. Simak pengalaman Bunda Betti dalam resume berikut ini.

Nama lengkapnya Dra. Betti Risnaleni,MM. Biasa dipanggil Bu Betti. Jiwa enterpreneurnya bawaan sejak lahir. Karena ibunya seorang pembuat kue, sejak kecil ia rajin menitipkan kue di toko-toko. Hal ini pun ia lakukan ketika sekolah. Ia menitipkan kuenya di kantin sekolah. Demi jaga gengsi ketika menginjak remaja, ia datang ke sekolah pagi-pagi sebelum teman-temannya. Ia langsung menuju kantin sekolah untuk menitipkan dagangannya. Hingga temannya tidak tahu kalau kue yang dibelinya di kantin adalah miliknya.

Hal ini berlanjut hingga kuliah. Kebetulan ibunya buka usaha katering. Beberapa kantor dan pabrik menjadi langganannya. Baru setelah menikah, usaha catering keluarga ditutup. Capek kata ibunya.

Setelah lulus kuliah, Bu Betti mulai mengajar sebagai guru di sebuah sekolah. Pada tahun 1996, jiwa enterpreneurnya bertumbuh dengan dunia pendidikan yang digelutinya. Ia mulai buka kursus. Ia mengelola 24 pusat kursus di Bekasi.

Salah satu cabang kursusnya, ada yang ingin membuat TK. Kebetulan Bu Betti sudah punya yayasan. Dengan mengontrak sebuah rumah, berdirilah sebuah TK. Untuk buku materi, beliau sendiri yang buat. Dari mengenal tarik garis, mengenal angka, mengenal huruf, hafalan surat pendek, dan aritmatika sebagai unggulannya.

Tahun 2003 ia mulai merintis untuk mengelola sekolah TK dan SD Insan Kamil di Bantar Gebang. Ia berkolaborasi dengan Metropolitan Mall. Di sini ia menggelar lomba-lomba. Anak-anak dan orangtua terhibur. Bu Betti senang mendapat untung dari konsumsi.

Ia bekerja sama dengan orang yang mau membuat pusat kursus. Ia melatih guru-gurunya, kemudian mereka wajib memakai bukunya. Dari kegiatan pusat kursus dan lomba-lomba, timbul bisnis baru yaitu berjualan piala. Dari keuntungan itu bisa membantu operasional sekolah. Baru pada tahun 2009, untuk SD sudah terbantu dari dana BOS.

Pengalamannya inilah menjadi bahan best practise pada lomba kepala sekolah berprestasi, yang menghantarnya menjadi juara 1 di kota Bekasi dan juara harapan di Provinsi Jawa Barat. Salah satu poin terbesar pada lomba itu adalah dari menulis buku. Buku yang ia buat adalah buku materi pelajaran tentang aritmatika dan alfabet yang berjumlah sekitar 30 buku. Padahal, saat itu motifnya menulis adalah karena uang. Uang yang ia gunakan untuk membantu biaya operasional sekolah.   

 Setelah sekolahnya sudah berjalan baik, ia mulai tertarik lagi dengan kuliner. Ia banyak mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan hal itu. Sertifikasi pendidik dan sertifikasi wirausaha, kini sudah ia miliki. Melalui HAKI, merk produknya sudah paten, halal dan pirt. Kini usahanya menjadi UMKM binaan Dinas Koperasi Bekasi.

Membangun sebuah usaha awalnya harus berani mencoba dan memulai. Kalau tidak dimulai, bagaimana dikenal orang. Ia berusaha menjadi orang yang menonjol pada setiap perkumpulan. Berani mencoba dan pantang menyerah. Gunakan peluang setiap ada kesempatan. Karena kesempatan itu belum tentu terulang kembali. Dalam membangun komunikasi atau relasi bisnis yang baik agar menguntungkan, ia biasanya agak penurut dulu, jangan meninggikan diri dulu. Kalau lawan bicaranya meninggi, baru ia perlu pamer dan keluarkan kesombongan.

Salah satu motivasi untuk mendirikan sekolah, berawal ketika ia tidak dapat menyekolahkan anaknya di sekolah bagus karena ia dan suami hanya menjadi guru yang penghasilannya kecil. Karena itulah ia bertekad ingin membangun sekolah, yang siapa aja yang mau sekolah disitu bisa. Yang kaya bayar normal, yang tidak mampu bayar semampunya dan yang yatim gratis. Kalau anak orang kaya sekolah di tempat bagus, itu biasa. Yang miskin di tempat jelek itu juga biasa. Tapi yang tidak mampu bisa sekolah ditempat bagus itu luar biasa. Makanya ia buat sekolah itu karena ia guru, pasti bisa. Dan jadilah Sekolah KB-TK dan SD Insan Kamil, yang kini sudah dikelola anak anaknya. Ia sekarang menikmati masa tua dengan membuka kedai di samping rumah. Tempat ngumpulnya guru guru atau siapa aja yang mau ngumpul.

Bunda Betti selalu menikmati segala yang terjadi. Ia selalu berdoa kalau mau melakukan sesuatu. Ia selalu memohon ridho dari Allah. Ia memohon untuk dimudahkan bila yang dilakukanna diridhoi  Allah. Ia juga memohon untuk dipersulit bila yang dilakukannya itu sulit dan Allah tidak ridho. Jadi apapun yang ia lakukan tidak pernah ia harap berhasil. Jika sulit, berarti itu sinyal Allah tidak ridho dengan itu. Jadi ia selalu menikmati apa yang saya lakukan.

Ia juga selalu menikmati hambatan yang ada dalam perjalanan hidupnya. Ia pernah beli tanah untuk lapangan olah raga anak-anak. Letaknya 50 meter darisekolah. Tapi tiba-tiba jalannya ditutup, hingga tanah itu tidak bisa berfungsi. Atas kehendak Allah, tanah di belakang sekolah dijual oleh pemiliknya. Akhirnya tanah itu ia beli dengan uang hasil menjual rumah orangtuanya di Padang.

Sekolah yang bagus tentu harus bagus fisiknya, bangunannya, peralatannya dan materinya. Di sekolahnya ada hafalan juz amma, walaupun baru juz 30, ada braingym, dan kegiatan ekskul gratis. Dalam hal prestasi, siawanya ada yang juara olympiade matematika se-Jawa Barat, duta baca Jawa Barat, dan juara karate nasional. Di Bekasi, TK dan SD Insan Kamil cukup terkenal.

Jadi, selagi bisa berkarya, berkiprah, lakukanlah. Lakukanlah sesuatu, karena kalau kita melakukan sesuatu yang baik, di situ Allah juga sudah siap menolong kita. Kalau itu memang bagus, hati kecil kita tak mungkin mengingkarinya. lakukanlah apa yang bisa dilakukan . Yang penting kegiatan itu positif dan tidak merugikan orang lain.




1 komentar:

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...