Senin, 06 Maret 2023

Menulis di Majalah Suara Guru

 

Resume 22

Gelombang 28

Tema: Mengirim Tulisan ke Majalah Suara Guru

Narasumber: Catur Nurrachman Oktavian, M. Pd

Moderator: Sim Chung Wei, S. P

Hari, tanggal : Senin, 27 Pebruari 2023


Pertemuan KBMN ke 21 akan disampaikan oleh Bapak Catur Nurrahman Octavian, M.Pd dengan tema Mengirim Tulisan ke Majalah Suara Guru. Beliau akan didampingi moderator Bapak Sim Chung Wei, SP.
Jaman telah berubah. Pada era tahun 2000-an, majalah begitu familiar. Majalah hampir memenuhi setiap sudut penjualan koran dan majalah. Pilihannya juga banyak, mulai dari pertanian, pendidikan, makanan, olahraga, agama, politik hingga yang bernuansa spritual dan kedigdayaan serta majalah yang berbau dewasa juga tidak kalah banyaknya. Masa itu mungkin sebagai akhir kejayaan majalah dalam bentuk cetak, termasuk di dalamnya tabloid atau buletin. Saat ini, majalah masih eksis, namun tidak seheboh dan sesukses periode-periode tersebut. Generasi sekarang kurang familiar  dengan media cetak seperti majalah karena mereka lebih dekat dengan media online yang serba digital.

Media cetak saat ini mulai tergeser oleh media online, sehingga eksistensinya masih menjadi dilema. Sebagai contoh majalah Suara Guru. Majalah ini merupakan salah satu majalah tertua di Indonesia yang masih bertahan selama 70-an tahun serta masih eksis  dengan sebarannya di hampir seluruh daerah di Indonesia. Ini hal yang luar biasa.

Menurut Pak Catur yang merupakan salah seorang pengurus majalah Suara Guru, majalah Suara Guru muncul pertama kali pada tahun 1949. Majalah Suara Guru diterbitkan oleh Pengurus Besar PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), dan PGRI terbentuk kurang lebih 100 hari setelah hari kemerdekaan. Artinya, PGRI lahir pada akhir 1945, sementara majalah Suara Guru mulai berkiprah di Indonesia sejak tahun-tahun pertama kemerdekaan (1949-1950). Suatu prestasi tersendiri bagi majalah ini di mana bisa bertahan dalam waktu yang begitu lama di era digital yang mengarah ke paperless. 

Sebagai sebuah media cetak, majalah Suara Guru telah menorehkan kontribusi yang tidak kecil bagi Indonesia mengenai keberadaan guru, penyaluran aspirasi atau sosialisasi lembaga pendidikan di Indonesia. Mengutip situs Gramedia mengenai fungsi majalah, yang Dikutip dari Tesis Devita Permatasari, yang dimuat di situs Gramedia dikatakan bahwa majalah mempunyai fungsi untuk penerbit dan berfungsi untuk pembaca. Fungsi majalah bagi pembaca, antara lain:

- Majalah sebagai sumber informasi

- Majalah sebagai media komunikasi

- Majalah sebagai penyalur aspirasi setiap orang

- Majalah sebagai penyemai demokrasi

- Majalah sebagai media promosi

- Majalah sebagai media pembelajaran

- Majalah sebagai peningkatan kreatifitas

- Majalah sebagai media penyaluran bakat

-  Majalah sebagai hiburan

Dari deskripsi fungi tersebut tergambar jelas bagaimana perjalanan panjang majalah Suara Guru menebarkan fungsi-fungsi tersebut selama 70-an tahun di seluruh Indonesia. Berbagai ide dan gagasan dalam majalah tersebut menyebar ke berbagai daerah dengan sekaligus dilandasi oleh nilai-nilai PGRI sebagai tempatnya bernaung. PGRI yang sedikit lebih tua dari majalah Suara Guru telah merentang sejarah dan menjadi saksi berbagai tahapan masa yang dialami bangsa Indonesia. PGRI bukan hanya sekedar organisasi tenaga kerja dan profesi yang dijadikan sebagai tempat bernanungnya para guru yang mengajar dan mencari nafkah, tetapi PGRI lebih dari itu merupakan organisasi perjuangan yang turut andil ketika Indonesia  mengalami saat-saat yang rawan dan krusial. Maka, kolaborasi antara nilai-nilai PGRI dengan fungsi majalah Suara Guru tadi bersinergi selama 70-an tahun memberikan edukasi nyata bagi masyarakat Indonesia, teruma insan-insan Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan.

Sebagai salah satu majalah tertua, tentu majalah Suara Guru telah mengalami pasang surut baik dalam proses, tampilan atau pemasarannya. Namun yang akan dideskripsikan disini adalah kekinian majalah ini. Sekarang, majalah Suara Guru terbit dwi bulanan (dua bulanan) dengan 76 halaman full colour. Kertas yang dipakai adalah kertas glossy, yakni sejenis kertas photo yang bisa menampilkan warna bagus. Dari sini terlihat kualitas fisik majalah ini sangat bagus.

Rubrik yang ada di majalah Suara Guru adalah rubrik Suara Utama, Opini, Organisasi, Edutainment, Oase, Percik, Liputan Sekolah, Praktik Baik, Inspiratif, Bahasa, sastra, dan destinasi. Dari rubrik-rubrik tersebut terlihat bagaimana majalah Suara Guru memberikan ruang ekspresi literasi dalam berbagai bidang, yaitu sejarah, wisata, sastra, organisasi, berbagai informasi dan juga terutama pendidikan.

Untuk mengisi konten majalah tersebut tidak mungkin ditulis semua oleh tim redaksi, oleh karenanya diperlukan kontribusi berupa tulisan dari penulis atau mereka yang gemar menulis untuk dikirim ke redaksi majalah Suara Guru. Majalah ini tidak diperuntukkan bagi mereka yang bernaung di bawah kementrian Pendidikan dan Kebudayaan saja, guru atau tenaga pendidik yang berada di bawah naungan kementrian agama juga termasuk. Jadi, siapa saja bisa mengirimkan tulisannya. Tulisan tersebut bisa dikirim melalui email: majalah.suaraguru@gmail.com. Sedangkan bagi yang ingin memiliki dan berlangganan majalah Suara Guru bisa menghubungi Mbak Widya di nomor 087882289299, atau mas Tyas di nomor 085814213473.

Syarat tulisan untuk rubrik Opini di majalah Suara Guru, diantaranya:

-Tulisan asli. Yakni bukan tulisan orang lain yang diklaim sebagai tulisan diri sendiri.

-Tidak mengandung unsur SARA. Yaitu tidak menyinggung persoalan hal-hal sensitif yang bisa menyulut konflik atau ketersinggungan

-Bersifat aktual. Tulisan tersebut bersifat kekinian dan up to date

-Ditulis dengan bahasa populer, ringan, lugas dan enak dibaca

-Tulisan maksimal 700 kata dengan huruf TNR, font 12 dan spasi 1,5.

Sedangkan untuk rubrik-rubrik lainnya, siapapun juga mengirimkan tulisan atau laporannya namun jumlah katanya berkisar pada 400-500 kata.

Itulah sekilas tentang majalah Suara Guru dan syarat-syarat bagi yang ingin mengirimkan tulisannya. Tulisan yang dikirim tentunya akan mengalami proses seleksi dan akan sangat tergantung pada ketersediaan ruang pada majalah yang akan diterbitkan. Oleh karena itu, tulisan yang dikirim bisa saja akan diterbitkan pada edisi selanjutnya.

Kini majalah mengalami dilema antara media cetak dan media online. Bagi majalah yang fondasi dan pendanaannya kuat dilema tersebut tidak terlalu terasa karena hanya tergantung pada hasil pemetaan dan oplah yang dibutuhkan. Namun tidak demikian dengan majalah yang secara dukungan finansialnya pas-pasan, hal itulah yang sepertinya dialami oleh majalah Suara Guru. Selain itu, sumber daya yang terbatas juga mengakibatkan terbatasnya pengelolaan.

Majalah Suara Guru perlu terus berinovasi dan mendapatkan dukungan semua pihak, terutama dari stakeholder, agar eksistensinya semakin kuat dan nyata. Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, maka Suara Guru perlu bertransformasi ke dalam bentuk online.

Demikian resume singkat dan padat semoga bisa bermanfaat.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...