Minggu, 04 Juli 2021

Terompet


         Bunga Terompet dari Curug Cijalu

      Sudah setahun pohon bunga itu ada di sana. Sejak kutanam di sudut pagar itu, kini telah berbunga untuk kesekian kalinya. Bunga terompet, begitu orang menyebutnya. Tentu saja karena bentuknya yang menyerupai terompet. Warna kuning piasnya menarik perhatian bukan saja orang yang lewat, tapi lebah dan kupu-kupu. Keindahannya menyimpan sebuah kenangan.
      Curug Cijalu. Sebuah bumi perkemahan di daerah Subang. Ketika itu siswa-siswi SMPN 4 Terisi sedang berkemah di sana. Istriku senang kuajak serta. Bapak ketua komite juga mengajak istrinya. 
      Di sela-sela giat kemah, kami beserta guru-guru mengeksplore area bumi perkemahan yang sekaligus juga tempat wisata. Berada di wilayah pegunungan yang cukup tinggi, udara di sana sangat dingin pada malam hari. Tetapi pagi itu mentari bersinar terang, membuat suasana menjadi hangat. 
      Menyusuri jalan setapak di rimbunnya hutan memang mengasyikkan. Udaranya sejuk dan segar. Pemandangannya sangat indah, terutama di sekitar air terjun. Batu-batu besar tertata indah. Air terjun setinggi pohon kelapa melengkapi kesan indahnya. Airnya mengalir di sela bebatuan. Suaranya gemericik yang bersahutan dengan suara kicau burung, membentuk simponi alam pegunungan nan elok. 
       Di sela bebatuan yang terhampar indah, banyak tumbuh pohon bunga terompet. Bunganya yang bergelantungan tampak sangat indah. Keindahannya menggoda siapa saja yang melihatnya. Tak ketinggalan, aksi jeprat-jepret pun menjadi moment yang tidak bisa dilewatkan. Tak kalah dengan background air terjun.
       Istriku ngiler juga. Ia meminta difoto dengan berbagai pose. Namun sesuatu yang tidak diduga terjadi. Saat ia mendekatkan wajahnya ke bunga terompet, beberapa ekor lebah berusaha menghampiri. Sontak istriku berlari menghindar. Namun lebah-lebah itu malah mengikuti. Terjadilah aksi kejar-kejaran. Aku tertawa geli melihatnya. Tak ingin terjadi sesuatu pada istriku, aku menghalau kawanan lebah itu dengan ranting pohon. Setelah aman, jeprat-jepret pun dilanjutkan.
      Sebelum pulang, seijin pengelola aku membawa beberapa stek batang pohonnya untuk ditanam di rumah. Bunga di pojok pagar itu menyimpan banyak kenangan untuk diceritakan.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...