Kamis, 22 Juli 2021
Ponpes Milenial
Senin, 19 Juli 2021
Pengorbanan tuk Lalui Pandemi
Sabtu, 17 Juli 2021
Denda atau Penjara?
Jumat, 16 Juli 2021
Gagal Vaksin
Senin, 12 Juli 2021
Dompet Baru
Minggu, 11 Juli 2021
SERVIS KIPAS ANGIN
Aturan PPKM Darurat membuat sebagian masyarakat semakin
terjerat. Terutama masyarakat yang mencari nafkah sebagai pedagang kaki lima.
Paimin yang baru dua bulan mangkal jualan ketoprak di pinggir jalan, ikut
terkena sasaran. Gerobak dagangannya disita petugas. Tak hanya Paimin, beberapa
pedagang lain yang membandel bernasib sama. Ia bingung mau kerja apa. Sisa
tabungannya habis buat bikin gerobak ketoprak yang sekarang disita.
Berhari-hari ia berpikir keras agar bisa bertahan hidup.
Suatu malam
Aytun mengeluh tak bisa tidur. Ia kegerahan karena kipas anginnya rusak. Mendengar
keluhan istri tercintanya, Paimin siap siaga satu. Dengan peralatan yang ada,
ia berhasil memperbaiki kipas angin di kamarnya. Aytun bangga pada suaminya. Dari
kejadian itu, muncul ide Paimin untuk buka jasa servis kipas angin. Ia pun
segera memasang promosi di medsos. Tak menunggu lama, order pun berdatangan. Paimin
memulai aktivitas barunya sebagai servis keliling. Ia menyambangi client dari
satu alamat ke alamat lainnya. Hingga suatu sore, ia terpaksa membawa
pekerjaannya ke rumah. Sebuah kipas angin jadul ia taruh begitu saja di sudut
ruang tamu.
Pagi
harinya jadwal Aytun beres-beres rumah. Barang yang sudah tak terpakai ia
kumpulkan untuk ditukar minyak goreng pada tukang rongsok keliling. Termasuk
kipas angin jadul yang belum selesai diservis Paimin, diangkut Aytun ke tukang
rongsok. Lumayan dapat minyak goreng. Bisa ngirit uang dapur, pikirnya. Paimin
yang baru usai mandi, disibukkan mencari kipas jadul yang lenyap dari tempatnya.
Ia pun bertanya kepada Aytun yang sedang
menggoreng tempe di dapur. Dengan polos Aytun bilang bahwa kipas jadul itu
sudah ditukar minyak goreng ke tukang rongsok keliling. “Wadduuhhh….,” Paimin
langsung keluar mencari tukang rongsok keliling. Hatinya was-was bila tukang
rongsok itu tidak ia temukan. Bagaimana ia harus mengganti kipas jadul
servisannya itu?
Jumat, 09 Juli 2021
Tabung Oksigen Terakhir
Paimin memutar balik sepeda motornya. Ia pacu lagi menuju apotik yang pertama. Walaupun harus lama mengantri, setidaknya masih ada harapan untuk mendapatkannya. Mudah-mudahan antriannya sudah mulai berkurang. Begitu harapnya sepanjang jalan menuju apotik pertama, yang sempat ia tinggalkan karena antriannya panjang.
Kenyataan berkata lain. Sesampai di sana, Paimin mendapati antriannya justru bertambah panjang. Tapi apa boleh buat. Cuma ini harapan ayah mertuanya. Ya Allah, semoga ayah mampu bertahan. Berilah ia kekuatan. Doa ini terasa semakin menyesakkan dada Paimin.
Ia coba menghibur diri dengan menyapa pengantri di depannya. Ada kabar yang menghibur, bahwa stoknya masih banyak. Alhamdulillah. Dadanya terasa lega walau hatinya terus menghimpitnya dengan doa-doa sebisanya.
Satu demi satu pembeli keluar dari apotik dengan bergegas. Seakan semua sedang berpacu dengan waktu. Berburu harapan yang tergantung pada dinding angan yang setia menyisakan kesempatan.
Tiba-tiba terdengar petugas apotik menyampaikan pesan bahwa tinggal lima buah lagi tersisa. Paimin reflek menghitung sisa antrian. Pas. Ia berdiri di urutan kelima. Terdengar nada kecewa dari pengantri di belakangnya. Salah seorang memohon kepadanya agar memberikan antria padanya. Tentu saja Paimin tak bisa memberikannya.
Tibalah giliran Paimin. Namun, ketika hendak membayar tiba-tiba ponselnya berdering. Pada layar ponsel ia mencari tahu siapa pemilik panggilan itu. Ternyat Aytun yang menelfon.
"Mas, lupakan saja tabung oksigen itu. Ayah sudah tidak membutuhkannya lagi. Ia sudah pergi. Ia sudah tiada, Mas," nada sedih istrinya terdengar bagai petir yang menyambar. Paimin terduduk lunglai. Raganya seperti melepas tulang- tulang penopangnya. Ia merasa lemas tak bertenaga. Seribu kunang yang datang tak mampu menjaga kesadarannya. Pandangannya gelap. Paimin tak ingat apa-apa lagi.
Minggu, 04 Juli 2021
Nanas Subang
Terompet
Jumat, 02 Juli 2021
angin
Kamis, 01 Juli 2021
Satu Juli
Writer's Block
Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...

-
Sore tadi saya berada di atas sebuah tower air. Walaupun miris, keinginan itu begitu kuat untuk duduk santai di atas menara ...
-
Malam Jum'at memang masih dianggap sakral. Ayah Jamilah yang keturunan Jawa, sering melakukan ritual pada malam ...
-
Trik Menulis di Sosial Media Oleh Yoyon Supriyono Barokallah . Minggu sore ini aku langsung disapa Bunda Capri Anjaya yang canti...