Senin, 22 Agustus 2022

Si Kembar

Keti merasa lega dengan kelahiran putra putri kembarnya. Bayi-bayi yang imut dan lucu. Mata-matanya yang masih belum sempurna terbuka, nampak tak sabar tuk menyaksikan indahnya dunia . Mulut-mulut mungilnya tak sabar saat Keti datang mendekap dan menyusuinya. 

Beruntung mereka memiliki Bima, sang ayah. Bima tergolong setia dan penyayang. Ia rajin membawakan makanan untuk Keti, istrinya. Pasca melahirkan, Keti selalu membersamai anak-anaknya. Hanya sesekali ia keluar rumah. Beruntung juragan Tirta membiarkan mereka tinggal di salah satu kamar kosong rumahnya. 

Suatu hari Keti nampak bingung karena sudah dua hari Bima tak pulang. Setelah menyusui anak-anaknya, ia pun memutuskan untuk mencari Bima. Belum jauh melangkah, Keti terkejut mencium aroma tak sedap. Air matanya tak terbendung mendapati Bima tergeletak tak bernyawa di kebun. Bau racun begitu menyengat keluar dari mulut Bima yang berbusa. Racun tikus yang dipasang juragan Tirta dalam kepala ikan telah salah sasaran. Tubuh-tubuh mungil berlarian menuju ke arah Keti dan Bima yang terbujur kaku. Namun makhluk-makhluk kecil itu belum mengerti kesedihan seperti yang dirasakan induknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...