Selasa, 03 Oktober 2023

Guru Sampah

     Sampah menjadi primadona masalah saat ini. Benda yang tak bernilai itu sejak dahulu dipandang sebelah mata karena keberadaannya masih belum menimbulkan masalah seperti saat ini. Masalah pencemaran lingkungan yang bahkan bisa menyebabkan bencana banjir, salah satunya disebabkan karena belum adanya manajemen sampah yang baik.
     Akar masalahnya terdapat pada kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sekolah sebagai agen of change diharapkan mampu merubah perilaku anak sejak dini agar bijak dalam memenej sampah. Anak-anak yang sudah terbentuk karakter dan perilakunya, kelak akan menjadi virus perubahan di skala keluarga dan masyarakat pada umumnya.
     Seorang guru honor yang baru pindah mengabdi di SMPN 4 Gantar, Sendi Sonjaya, beraksi nyata dalam menangani sampah di sekolah. Idenya menyulap sampah menjadi benda padat bernama ecobrick, sedikit demi sedikit membebaskan halaman dari serakan sampah. Dengan telaten ia memahamkan sekaligus mengimplementasikan kepada siswa cara bijak menangani sampah. Seusai jam pelajaran terakhir atau pada waktu tertentu, siswa dikerahkan untuk menyisir dan memilah sampah organik dan non-organik yang berserakan di lingkungan sekolah. Sampah yang dipungut dimasukkan ke dalam karung yang berbeda. Di tempat pembuangan akhir tiap karung dibuka dan dicek bersama, bila ditemukan sampah yang salah tempat, maka hal ini menjadi temuan yang langsung  Kegiatan ini dikaitkan dengan pekan ulangan tengah semester untuk mapel yang dia ampu. 
     Sepintas kegiatan ini  nampak mengasyikkan bagi siswa, ketimbang mendengarkan ceramah guru di dalam kelas.. Walau terik matahari menyengat, siswa tampak senang dan antusias. Poinnya adalah mereka paham betul perbedaan sampah organik dan non-organik. Bahkan lebih dari itu, mereka terbiasa memilah dan membuang sampah pada tempatnya, karena bila tidak, mereka juga yang harus memungut ulang. Capek deh.
     Sampah non-organik yang terkumpul kembali dipilah. Ada yang dimanfaatkan untuk bahan ecobrick, ada juga yang bernilai ekonomis dijual untuk kas pengadaan sarana kebersihan. Sampah kertas yang masih bersih akan dijadikan bubur kertas sebagai bahan kreasi lainnya. Sementara sampah organik akan diproses menjadi kompos. 
     Sedangkan sampah organik dapur (sod) seperti sisa makanan, buah-buahan atau sejenisnya, rencananya akan dimanfaatkan sebagai pakan dalam program budidaya magot. Magot ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai pakan ikan di kolam sekolah.
     
     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...