Senin, 14 Maret 2022

Melepas Rindu di Aster 22


Saat penjengukan pun tiba. Hari sudah siang kala itu. Para santri nampak bersukacita melepas rindu dengan orangtuanya. Kecuali aku yang masih menunggu. Aku berusaha untuk bersabar dan terus berdoa. Dari atas tangga aku menyaksikan lautan santri bertabur bahagia melepas kerinduan dengan orangtuanya. Aku bersyukur melihat kebahagiaan yang tertumpah, walau aku sendiri belum merasakannya.

Sister Nadya, pembimbing kamar, menghampiriku. Ia memelukku yang sudah berlinang air mata. Kerinduanku  masih tertahan dalam penantian di dada yang kian terasa sesak. Nasihat dan kata-kata sister sedikit melegakan dan menguatkan hatiku. Ia  membawaku keluar dari pondok.

Jantungku berdegup kencang ketika tahu bahwa tujuannya adalah rumah sakit. Di ruang Aster 22, kudapati orangtuaku terbaring penuh balutan perban. Aku langsung mencium tangan keduanya. Ada senyum yang tertahan rasa nyeri. "Ayah dan ibu cuma luka ringan. Kamu yang betah ya, Nak," ucap ibu terbata. Sepeda motor yang dikendarai ayah tersenggol mobil hingga jatuh, jelas pengendara mobil usai mengurus biaya pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writer's Block

Pentigraf Oleh: Yoyon Supriyono Diskusi mingguan sekitar masalah literasi di komunitas literasi Zamrud semakin ramai saja. Semu...